JAKARTA - Kalbu atau hati adalah segumpal darah. Meski hanya segumpal darah, namun kalbu-lah yang menentukan orang itu menjadi soleh atau tidak.
Allah Subhanahu wa ta’ala (SWT) berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras kalbunya dari berzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS: Az-Zumar: 22)
Baca Juga: Makna Terbesar Berziarah, Mengingat Kematian dan Akhirat
Tidaklah Allah SWT memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya kalbu dan jauhnya dari Allah SWT
An-Naar (neraka) diciptakan untuk melunakkan kalbu yang keras. Kalbu yang paling jauh dari Allah SWT adalah kalbu yang keras.
Jika kalbu sudah keras, mata pun terasa gersang. Kalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan yakni makan, tidur, bicara dan pergaulan.
Baca Juga: 3 Kali Lalai Sholat Jumat, Niscaya Allah SWT Akan Mengunci Hatinya
Diterjemahkan dan diringkas dari Kitab Al-Fawa’id karya Ibnul Qayyim rahimahullah halama 111—112 pada Jumat (27/11/2020) disebutkan, sebagaimana halnya jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman. Demikian pula kalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan dengan nasihat.