JAKARTA – Taat kepada pemimpin dalam keadaan apapun juga, baik suka maupun duka. Islam tidak pernah mengajarkan memberontak terhadap pemimpin
Sebagian orang menganggap memberontak dianggap sebagai cara yang cepat menggulingkan kekuasaan pemimpin. Lantas bagaimana sebenarnya Islam melihat persoalan ini. Apakah dibenarkan, dimaklumi atau bagaimana?
Memberontak terjadi bila keinginan suatu kaum tak sejalan dengan penguasa. Sementara kaum Muslim dilarang memberontak terhadap penguasa yang memimpin. Hal ini sesuai dengan perintah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam (SAW).
Baca Juga: Hukum Pemakaman Jenazah, Pesan Nabi Muhammad SAW Segerakanlah
Ubadah bin Shamit Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah memanggil kami, lalu kami membai’at beliau. Di antara yang beliau tekankan kepada kami adalah, agar kami selalu mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam keadaan suka maupun tidak suka dalam kesulitan atau pun kemudahan, bahkan dalam keadaan penguasa mengurus kepentingannya mengalahkan kepentingan kami sekalipun (tetap wajib taat). Dan tidak boleh kami mempersoalkan suatu perkara yang berada di tangan ahlinya (penguasa). Selanjutnya beliau bersabda: ‘Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang jelas dan kalian memiliki bukti yang nyata dari Allah dalam hal itu.”
Dikutip dari Ustaz Dr. Khalid Basalamah MA melalui Channel Youtube Taman Surga pada Kamis (10/12/2020).
Baca Juga: Larangan untuk Memaki Termasuk Terhadap Hewan Sekalipun
"Jangan memberontak, selagi masih suruh kita untuk sholat. Masih boleh adzan, sholat, enggak boleh (diberontak), dilarang dalam Islam. Taati dan dengarkan pemimpin kalian."
Firman Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) dalan QS. Al-Isro ayat 9 "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih, bahwa bagi mereka pahala yang besar."
Baca Juga: Ustaz dr Zaidul Akbar Ungkap Kisah Anak Sakit Disebabkan Emosi Atas Perlakuan Buruk Orangtua
Perintah Allah SWT jelas dalam Al-Qur’an untuk mengikuti jalan yang lurus dan memegang teguh keimanan dengan tidak membuat kerisuhan antar sesama hamba-Nya dan selalu menjalankan hidup rukun.
(Vitrianda Hilba Siregar)