Para suami pun diingatkan bahwa hal di atas tadi tidak akan suka dialaminya, dibanding-bandingkan dengan pria lain. Walaupun luka akibat perbandingan itu tidak separah luka di hati seorang wanita yang diciptakan lebih perasa daripada lelaki.
"Kebanyakan manusia tatkala melakukan perbandingan, maka tidak objektif. Hanya melihat kepada satu atau dua sisi dari orang yang dijadikan tandingan, dan ini adalah perbandingan yang tidak adil,"sebutnya.
Bisa jadi, kata dia, istri memiliki banyak kelebihan dari sisi yang berbeda, dan kebanyakan orang hanya melihat kulitnya saja. Sementara suami pasti mengenal istrinya kulit dan isinya.
"Sebagaimana istilah yang terkenal rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri," lugasnya.
"Yang kau perlukan bila melihat sesuatu yang kau sukai dari dirinya, berikanlah nasihat dan bimbingan untuknya, dan sebelum itu katakan padanya bahwa kau pun ingin menjadi lebih baik untuknya," bebernya.
Lalu, kata dia, sebutkanlah kelebihan-kelebihannya, sanjunglah dengan kata-kata yang menyejukan jiwa, lalu hantarkan keinginanmu darinya tanpa membandingkannya dengan wanita lain. "Maka dengan itu kau telah memotivasinya untuk lebih baik tanpa menyayat hatinya," pungkasnya.
(Vitrianda Hilba Siregar)