Terkadang bagi orang sakit merasa dirinya banyak dosa dan Allah marah kepadanya. Kalau itu muncul dalam dirinya terus menjadikan dia bertobat ataupun semakin dekat dengan Allah, berarti ini karunia.
Namun bila ini muncul dari persepsi seseorang terhadap seseorang lain, yang tertimpa musibah atau sakit, sebaiknya jangan dibiasakan suudzon pada Allah ataupun orang yang tertimpa sakit, khusnudzon saja, bahwa dia sedang disayang Allah SWT.
Seseorang sakit justru sebenarnya sebagai penghapus dosa dan meningkatkan derajatnya.
"Sakit juga merupakan jembatan untuk menuju kemuliaan asal yang sakit ikhlas. lantas caranya bisa ikhlas? Ya orang yang sakit harus berprasangka baik kepada Allah, bersyukur, introspeksi diri serta taqoroban illallah," katanya.
Sakit juga sebagai bentuk kasih sayang Allah Ta’ala. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa dikehendaki oleh Allah kebaikan untuknya, maka ia akan diuji dengan suatu musibah.” (HR al-Bukhari).
"Musibahnya Nia, ya mungkin dikurangi nikmatnya oleh Allah seperti sakitnya pada saat ini, tapi Nia harus yakin juga bahwa Allah juga sedang menambah nikmat lain, diantaranya nikmat diampuni dosanya, dan diberikan rasa iman dan takwa, semoga," tuturnya.