قَالَ مُجَاهِدٌ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ: يُصَلُّونَ. وَقَالَ آخَرُونَ: قَامُوا اللَّيْلَ، وَأَخَّرُوا الِاسْتِغْفَارَ إِلَى الْأَسْحَارِ. كَمَا قَالَ تَعَالَى: ﴿وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ﴾ [آلِ عِمْرَانَ: ١٧] ، فَإِنْ كَانَ الِاسْتِغْفَارُ فِي صَلَاةٍ فَهُوَ أَحْسَنُ
“Mujahid dan ahli tafsir lainnya menjelaskan, “Maknanya adalah mereka shalat.” Yang lain mengatakan, “Mereka mengisi malam dengan ibadah. Lalu mereka akhirkan istighfar sampai ke waktu sahur, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ta’ala,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأسْحَارِ
“Mereka beristighfar di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)a
Jika istighfar ini dilakukan di dalam sholat, maka lebih afdal.”
Baca Juga: Puasa Anak Kecil Sah atau Tidak?