Dia mengajak puasa yang diiringi dengan iman dan ilmu. Tanpa dua unsur tersebut, boleh jadi puasa yang selama ini kita jalani hanya mendapat lapar dan dahaga saja.
Baca Juga: Puasa itu Perisai dari Perbuatan Maksiat dan Api Neraka
Pentingnya keberadaan iman dan ilmu dalam diri seorang muslim, Budi mengutip pernyataan Buya Hamka yang menegaskan bahwa iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri. “Mari kita intropeksi. Apakah puasa kita di tahun-tahun sebelumnya ini telah melibatkan iman dan ilmu?” tanyanya.
Budi kemudian mengajak agar kembali meluruskan niat sambil bertanya pada diri sendiri: untuk siapa kita berpuasa. Setelah niat lurus, pelajari semua hal tentang amalan-amalan yang baik di bulan Ramadan dan membuat target-target pencapaian amal kebaikan.
“Puasa itu setahun sekali jadi harus buat target, apa yang akan dicapai di puasa tahun ini berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu. Kalau tahun lalu tidak mencapai khatam baca Al- Quran, maka buat target di tahun ini agar khatam,” kata Budi.
(Vitrianda Hilba Siregar)