Mengenal 7 Ulama Betawi Penyebar Islam di Jakarta Tempo Dulu

Doddy Handoko , Jurnalis
Selasa 22 Juni 2021 14:01 WIB
Tokoh Betawi Ridwan Saidi. (Foto:Okezone)
Share :

Selain itu tidak terdapat papan nama yang menunjukkan makam Datuk Ibrahim, tidak terlihat makam seorang ulama besar pada jamannya.

Penyebar Islam setelah tujuh wali itu antara lain Habib Husein Alaydrus yang dimakamkam di Luar Batang, Jakarta Utara. Kong Jamirun dimakamkan di Marunda, Jakarta Utara. Datuk Biru, makamnya di Rawabangke, Jatinegara. Serta Habib Alqudsi dari Kampung Bandan, Jakarta Utara. Datuk Tanggoro di Cililitan, Jaktim. Ki Balung Tunggal di Condet.

Di Makkah, terdapat Syeikh Junaid Al-Betawi, yang berasal dari Kampung Pekojan, Jakarta Barat. Ia amat termashur karena menjadi imam di Masjidil Haram. Syeh Junaid wafat di Mekah pada 1840 dalam usia 100 tahun.

Di antara murid Syeh Junaid yang sampai kini kitab-kitabnya masih tersebar di dunia Islam adalah Syech Nawawi al Bantani.

Sejauh ini, penyebaran islam di Betawi masih menjadi perdebatan. Ada anggapan bahwa proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya baru terjadi sejak Falatihan, panglima Kerajaan Islam Demak menaklukkan Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527.

Menurut Ridwan, proses Islamisasi di Jakarta dan sekitarnya sudah terjadi jauh lebih awal. Bahkan, lebih dari 100 tahun sebelum kedatangan balatentara Falatehan yang mengusir orang Barat (Portugis) di Teluk Jakarta (sekitar Pasar Ikan).

Islam masuk pada tahun 1412, yang dibawa oleh Syekh Kuro, seorang ulama dari Campa (Kamboja). Pada tahun tersebut, ia telah membangun sebuah pesantren di Tanjung Puro, Karawang.

Menurut kitab 'Sanghyang Saksakhanda', sejak pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Cirebon-Krawang dan Bekasi terkena pengaruh Islam yang disebarkan orang-orang Pasai, maka tidak sedikit orang-orang Melayu yang masuk Islam.

Islamisasi di Betawi semakin berkembang ketika Sultan Agung melancarkan dua kali ekspedisi ke Batavia untuk menyerang VOC.

Para prajurit Mataram setelah gagal mengusir Belanda, tinggal di Jakarta . Mereka banyak menjadi juru dakwah yang handal. Mereka telah memelopori berdirinya surau-surau di Jakarta yang kini menjadi masjid seperti Masjid Kampung Sawah, Jembatan Lima, yang didirikan pada 1717. Salah seorang ulama besar dari kampung ini adalah guru Mansyur. Ia lahir tahun 1875.

(Vitrianda Hilba Siregar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya