MAJELIS ilmu adalah tempat kaum Muslimin mendapatkan dan menuntut ilmu dan berzikir kepada Allah Ta'ala sehingga keberadaanya harus benar-benar sesuai dengan tujuan awal. Namun yang terjadi ada saja jamaah yang datang bukan menuntut ilmu dan berzikir, justru melakukan perbuatan yang merugikan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah suatu kaum itu duduk di suatu tempat yang tidak digunakan untuk berzikir kepada Allah ﷻ dan membaca sholawat Nabi SAW kecuali mereka akan ditimpa penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi no. 3380, dan berkata hadits ini hasan)
Baca Juga: Cinta Tanah Air Itu Syar'i Sebagian dari Iman
Ustaz Dr Firanda Andirja MA, Lc menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan karena mengisi majelis tanpa berzikir kepada Allah Ta'ala ? Tidak lain adalah penyesalan di hari kiamat. Nabi tidak mengatakan bahwa majelis tersebut adalah majelis ghibah atau namimah, Nabi juga tidak mengatakan bahwa majelis tersebut adalah majelis maksiat, tetapi sekedar majelis biasa, obrolan ngalor ngidul tanpa arah, hanya saja majelis tersebut kosong dari mengingat Allah Ta'ala dan bershalawat atas Nabi. Maka waktu-waktu yang dihabiskan untuk bermajelis seperti ini akan menjadi penyesalan di hari kiamat, karena majelis tersebut adalah majelis yang sia-sia dan hanya membuang-buang waktu.
Demikianlah syariat sangat mengagungkan waktu. Kehidupan ini hanyalah kumpulan hari-hari, semakin kita menjalani hari-hari tersebut semakin lama umur kita akan semakin habis. Sebagaimana perkataan Hasan Al-Bashri,
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ ذَهَبَ بَعْضُكَ
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148).
Baca Juga: Jenderal Soedirman Saat Pimpin Perang Gerilya dalam Kondisi Sakit Tak Pernah Menunda Sholat
Dikatakan pula,
الْوَقْتُ سَيْفٌ. فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلَّا قَطَعَكَ. وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تَشْغَلْهَا بِالْحَقِّ، وَإِلَّا شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” (Madarijus Salikin, 3/125.)
Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim benar-benar memperhatikan waktunya. Majelis-majelis yang dia buat hendaknya tidak kosong dari mengingat Allah ﷻ. Andaipun majelis tersebut adalah majelis biasa, paling tidak sesekali beristighfar, atau menyebutkan satu dua ayat Al-Quran atau hadits, atau menutup majelis tersebut ditutup dengan doa kaffaratul majelis.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari bermajelis, berkumpul dengan kawan-kawannya, menjenguk atau bertamu ke rumah kawannya. Ibnul Qayyim memiliki perkataan yang indah tentang jenis majelis perkumpulan.