Kisah Wali Songo, Mengembangkan Ajaran Islam Melalui Kerajaan hingga Pesantren

Doddy Handoko , Jurnalis
Senin 13 Desember 2021 19:37 WIB
Masjid Agung Demak tempat berkumpulnya Wali Songo. (Foto: Wikipedia)
Share :

Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan Wali Songo. Nama Sunan Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak.

Ia pernah bertafakur di gua sunyi selama 40 hari 40 malam untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Usai bertafakur, ia teringat pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Pasai untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan yang di bawah dari Negeri Pasai.

Baca juga: Hukum Menebang Pohon yang Berbuah Menurut Ajaran Islam, Bolehkah? 

Melalui Desa Margonoto, sampailah Raden Paku di daerah perbatasan yang hawanya sejuk. Lalu dia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan Pesantren Giri.

Sunan Drajat, nama aslinya adalah Raden Syarifudin. Ada suber yang lain yang mengatakan namanya adalah Raden Qasim, putra Sunan Ampel dengan seorang ibu bernama Dewi Candrawati. Jadi, Raden Qasim itu adalah saudaranya Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Oleh ayahnya yaitu Sunan Ampel, Raden Qasim diberi tugas untuk berdakwah di daerah sebalah barat Gresik, yaitu daerah antara Gresik dengan Tuban.

Baca juga: Mengenal Islam Lebih Dalam, Kampus di Amerika Gelar "Hari Hijab" 

Di Desa Jalag itulah Raden Qasim mendirikan pesantren. Ia berdakwah dengan menggunakan kesenian rakyat, yaitu dengan menabuh seperangkat gamelanuntuk mengumpulkan orang, setelah itu lalu diberi ceramah agama. Sampai sekarang seperangkat gamelan itu masih tersimpan dengan baik di museum di dekat makamnya.

Sunan Kalijaga. Nama aslinya adalah Raden Sahid, beliau putra Raden Sahur putra Temanggung Wilatika Adipati Tuban. Raden Sahid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua, tapi tidak bisa menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan, hingga dia mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan kpeada rakyatnya. Tapi ketahuan ayahnya, hingga dihukum yaitu tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan diusir.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya