Hal kedua adalah adanya kecenderungan penurunan intensitas penyelenggaraan sertifikasi. Arsad melihat, dalam dua tahun masa pandemi, penyelenggaraan sertifikasi pembimbing manasik haji oleh UIN dan IAIN sangat menurun. Hal itu bisa jadi karena terdampak oleh pandemi. Proses sertifikasi secara daring juga tidak optimal.
"Saat ini sudah dimungkinkan UIN dan IAIN menggelar sertifikasi pembimbing manasik haji secara tatap muka. Ini bisa lebih efektif," kata Arsad.
Sertifikasi pembimbing manasik haji, kata Arsad, sangat penting. Selain terkait profesionalisme, sertifikasi juga ditujukan agar jamaah bisa mendapatkan bimbingan manasik yang sesuai ketentuan dan terstandar.
"Kita arahkan melalui sertifikasi bagaimana bisa membentuk pembimbing manasik haji yang moderat. Jamaah haji Indonesia banyak yang risti, baik umur maupun penyakit. ini perlu ada pola manasik yang lebih mengangkat tema kemudahan atau rukhshah dan pilihan-pilihan yang memberikan keleluasaan," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)