TAHUKAH Anda tentang syafaat? Syafaat merupakan ilmu dari Allah Subhanahu wa ta'ala, hanya diperoleh oleh orang yang mendapat izin-Nya. Allah Ta'ala menerangkan tentang syafaat dalam firman-Nya di Surat Al Baqarah Ayat 255:
اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS Al Baqarah: 255)
BACA JUGA:Syafaat Surat Al Kahfi Terhindar dari Fitnah Dajjal di Akhir Zaman
Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Alquran Surat Al Baqarah Ayat 255 menerangkan bahwa yang dapat mendapat syafaat itu hanyalah orang yang telah mendapatkan izin dari Allah Azza wa Jalla.
Tentang siapa saja yang telah diberi izin oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk diberikan syafaat itu, termasuk ilmu Allah, kecuali orang yang telah diberi tahu oleh Allah Ta'ala dengan perantara firman-Nya (Alquran) atau Rasul-Nya (As-Sunnah).
BACA JUGA:Perbanyak Salawat di Hari Jumat, Berpahala Besar dan Jadi Syafaat di Akhirat
Syafaat juga dijelaskan dalam hadis berikut:
"Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: 'Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu mereka berkata: Sekiranya ada yang dapat memberi syafaat dalam menemui Tuhan kami, sehingga kami terbebas (keluar) dari tempat ini. Lalu mereka pergi menemui Adam, merek berkata: Engkau Adam, Allah telah menciptakan engkau dengan tangan-Nya dan telah meniupkan roh (yang berasal) dari-Nya kepada engkau dan telah memerintahkan para malaikat untuk bersujud (kepada engkau), lalu mereka bersujud, karena itu berila kami syafa’at yang berasal dari Tuhan kami. Adam menjawab: Aku bukanlah orang yang dapat member syafaat. Lalu ia menyebut kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “pergilah kepada Nuh, Rasul yang pertama sekali diangkat oleh Allah”. (setelah itu mereka pergi menemuinya), beliau menjawab: “aku bukanlah orang yang dapat member syafa’at. Lalu ia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Ibrahim yang telah dijadikan Allah dekat kepada-Nya”. Mereka kemudian datang kepada Ibrahim, beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”. Beliau menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah beliau lakukan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Musa yang telah diajak berdialog dengan Tuhan dan diberinya cahaya yang terang”. (lalu mereka mendatangi Musa). Musa berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafa’at kepadamu”. Beliau menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah dan beliau malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “datanglah kepada Isa ruh Allah dan kalam-Nya”. Kemudian mereka datang kepada Isa. Beliau berkata: “aku bukanlah orang yang dapat memberika syafa’at kepadamu”. Beliau berkata: “datanglah kepada Muhammad SAW, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang akan datang”. Lalu mereka datang kepadaku dan aku meminta izin kepada Tuhanku. Waktu aku melihat-Nya, aku bersujud dan dibiarkannya aku bersujud beberapa lama. Lalu Dia berkata: “angkatlah kepalamu, mintalah, (engkau) akan diberi, katakanlah, (engkau) akan didengar, mintalah izin memberi syafaat, (engkau) akan diberi”. Lalu aku angkat kepalaku sambil memuji Allah dengan cara yang diajarkan kepadaku. Kemudian aku diizinkan memberi syafa’at kepada orang-orang yang telah ditentukan. Aku keluarkan mereka dari nereka dan aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku bersujud seperti semula pada yang ketiga atau yang keempat hingga yang tinggal di neraka hanyalah orang-orang yang menentang Alquran." (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis yang lain yang bercerita 'Ukasyah ibnu Mihsan, diterangkan syarat-syarat orang yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: “(yang mendapatkan syafa’at itu adalah) mereka yang tidak percaya kepada jampi-jampi (doa atau ucapan yang mengandung syirik), mereka yang tidak melakukan pengobatan yang mematikan syaraf, mereka yang tidak meramal nasib dengan burung (atau yang sejenis). Dan mereka yang selalu bertawakkal kepada Tuhan-Nya." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan:
1. Syafaat itu ada dan yang dapat memberikan syafaat itu hanyalah orang yang diberi izin Allah Subhanahu wa ta'ala, sebagaimana yang diterangkan sebelumnya.
2. Orang yang mendapatkan syafaat adalah orang yang memenuhi empat syarat sebagaimana yang disebutkan di atas.
3. Tentang siapa saja yang diberi izin oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk memberi syafaat tidak dapat kita ketahui dengan pasti, karena hal itu termasuk ilmu Allah Subhanahu wa ta'ala.
4. Kaum muslimin dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta'ala menduga-duga sesuatu yang kita tidak diberi Allah Subhanahu wa ta'ala untuk mengetahuinya.
Malaikat pernah ditegur keras oleh Allah Subhanahu wa ta'ala karena menduga bahwa Adam dan keturunannya yang akan diciptakan Allah Subhanahu wa ta'ala akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah (baca Surat Al Baqarah Ayat 30–39).
Demikian pula dalam Surat Al Hujurat Ayat 12, Allah Subhanahu wa ta'ala melarang orang-orang yang beriman berburuk sangka atau menduga-duga karena hal itu termasuk dosa.
Hal yang paling baik bagi setiap orang yang beriman adalah perkuatlah iman masing-masing, perbanyak amal salih, dan hentikan empat larangan yang disebutkan dalam hadis tersebut.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)