Tidak terima dengan perilaku Abu Nawas, peramal palsu itu Lalu mengadukannya kepada Tuan Hakim. Singkat cerita, Abu Nawas dan si peramal palsu diundang ke pengadilan.
Di depan Tuan Hakim, si peramal palsu menuntut Abu Nawas dihukum berat, sebab telah memukul dirinya dan membuat onar di rumahnya.
"Hai Abu Nawas, apa alasanmu sampai tega memukul dia dan kenapa kau menghancurkan barang-barangnya?" tanya Tuan Hakim.
"Begini Tuan Hakim, awalnya hamba tanya ke dia apakah bisa tahu nasib yang akan terjadi kepada dirinya sendiri. Dia kan ngakunya peramal dan bilang katanya tahu, tapi saat hamba pukul pakai tongkat, dia tidak menghindar. Tuan Hakim pasti menghindar kan apabila tahu ada orang yang akan memukul. Jadi yang salah siapa? Dia yang pembohong atau hamba yang memukul?" cerita Abu Nawas.