MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
SEJUMLAH pihak sangat sedih atas terjadinya penganiayaan kepada Cristalino David Ozora (17) yang dilakukan Mario Dandy Satriyo. Salah satunya dirasakan Alissa Wahid, putri sulung presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Alissa Wahid bersama ibunya Sinta Nuriyah pun menjenguk David yang masih terbaring di rumah sakit. Ia mengungkapkan sangat sedih melihat kondisi David.
BACA JUGA:Alissa Wahid Sedih Lihat Keadaan David Korban Mario Dandy: Tidak seperti Wajah di Foto Ini
"Sedih sekali melihat keadaannya, tidak seperti wajah di foto ini. Penganiayaannya brutal dan sadis, sampai David tak sadar hingga saat ini. #KeadilanUntukDavid," tulis Alissa Wahid dalam unggahan di akun Twitter-nya @AlissaWahid beberapa waktu lalu.
Ia juga menyematkan foto David ketika sedang membaca buku Gus Dur. Dalam gambar itu terlihat David yang beranjak remaja sangat serius membaca buku berjudul "Ajaran-Ajaran Gus Dur" tersebut.
"Sejak mualaf di usia 14 tahun, ia membaca banyak buku Gus Dur. Bahkan, pergi sendirian ke makam Tebuireng," terangnya.
BACA JUGA:Kagumi Sosok Gus Dur, David Ozora Pernah Ziarah Sendirian ke Makam Tebuireng
Alissa Wahid melanjutkan, ibundanya Sinta Nuriyah juga sudah menjenguk David. Ibu Sinta menyampaikan akan mengajak David ziarah ke makam Gus Dur ketika sudah sehat nanti.
"Tadi Ibu Sinta Nuriyah Wahid juga sempat mbrebesmili. Kami tadi sampaikan, nanti setelah David sehat, kita akan barengan ziarah ke makam #GusDur," ungkapnya.
Alissa Wahid pun meminta doa dari semua pihak untuk kesembuhan David. Semoga putra dari Jonathan Latumahina, Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), makin kuat dan segera sadar lalu sehat walafiat.
"Agar keluarga David tabah dan sabar menghadapi semua ini," terangnya.
Selanjutnya Alissa Wahid berharap keadilan untuk David. Dirinya ingin pelaku penganiayaan ini diadili sesuai perbuatannya.
"Juga agar #KeadilanUntukDavid segera terwujud. Inti kasusnya adalah terjadi penganiayaan berat terhadap David. Pelakunya harus diadili."
"Soal cerita-cerita yang beredar, soal ayah pelaku atau ayah korban, soal kantor pajak, soal polisi, semuanya tak boleh mengaburkan inti kasus," tandasnya.
(Hantoro)