MENJELANG 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, pembahasan mengenai zakat fitrah semakin sering dilakukan. Hal ini mengingat diwajibkannya bagi umat Islam untuk membayar zakat fitrah di hari-hari terakhir berpuasa. Semua sudah tercantum dalam Al-Quran dan juga hadist.
Rasulullah SAW bersabda:,
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ. رواه البخاري و مسلم .
BACA JUGA:
Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya mengatakan, bagi seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan tetap wajib mengeluarkan zakat.
"Wajib mengeluarkan zakat bagi laki-laki dan perempuan. Baik merdeka dan budak, semua wajib mengeluarkan zakat," ujarnya dikutip dari channel YouTube resmi Al-Bahjah TV.
BACA JUGA:
Buya Yahya menjelaskan, syarat orang dalam gangguan jiwa yang wajib mengeluarkan zakat adalah muslim, menemui bulan Ramadan dan menjumpai Hari Raya (Idul Fitri).
"Kalau menemui keduanya, maka wajib zakat fitrah," terangnya.