PAKISTAN merupakan salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang mayoritas penduduknya Muslim. Tidak hanya itu, Pakistan juga terletak secara strategis di antara daerah-daerah penting seperti Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah.
Hal tersebut menjadikan umat Islam Pakistan memiliki tradisi dan kebiasaan unik nan menarik selama bulan Ramadhan.
Di ibu kota Islamabad, waktu puasa dimulai pukul 04.19 hingga 18.35. Namun, tantangan berpuasa di Pakistan ialah waktu berbuka dan imsakiyah yang dapat berubah-ubah, tidak relatif tetap seperti di Indonesia, sehingga penting sekali untuk memantau jadwal puasa setiap harinya.
"Beruntungnya, Ramadhan kali ini saya dan jutaan Muslim lainnya di Pakistan berpuasa hanya 1 jam lebih lama jika dibandingkan dengan Indonesia," ungkap Zulfikar Audia Pratama, mahasiswa S-1 di International Islamic University of Islamabad Pakistan, dalam keterangannya yang diterima Okezone, Kamis (13/4/2023).
"Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa sampai 2–3 jam lebih lama dari Indonesia," imbuhnya.
Berikut ini beberapa keunikan menjalani bulan Ramadhan di Pakistan, sangat menarik diketahui:
1. Berlimpah makanan
Bicara tentang tradisi bulan Ramadhan, rasanya tidak lengkap jika tak menyinggung tentang hidangan berbuka (iftar). Selama puasa (roza), rezeki datang begitu melimpah.
"Saya dan mahasiswa lainnya tidak perlu repot menyiapkan menu sahur dan berbuka. Kami terbiasa mendapat undangan untuk berbuka bersama para pelajar lainnya di asrama maupun di luar asrama," beber Zulfikar.
Adapun hidangan khas berbuka puasa biasanya berisikan makanan khas Pakistan, seperti chiken biryani, pakora (kentang goreng), samosa, dan tidak lupa secangkir chai (campuran teh hitam, susu kerbau dan rempah-rempah khas Pakistan) hangat atau sirup rasa mawar bernama Jam-e-shirin yang disajikan dingin.
2. Sholat tarawih minimal 1 juz setiap malam
Jika di Indonesia sekarang lagi heboh tarawih ekspres, maka di Pakistan tradisi sholat tarawih 1 juz sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa. Di sana hampir setiap masjid memiliki program khatam 30 juz selama Ramadhan.
Waktu sholat tarawih dimulai pukul 20.15 dan selesai sekira 21.30 dengan 8 rakaat. Saat 4 rakaat pertama selesai biasanya ada jeda sebentar dan dilanjutkan imam yang kedua. Umumnya imam yang bertugas haruslah seorang hafidz yang telah menuntaskan hafalannya.
Bahkan di beberapa masjid raya, seperti Masjid Faishal, disediakan kuota dan fasilitas itikaf dan qiyamul lail seperti bantal, selimut, hingga hidangan berbuka dan sahur secara gratis.
3. Perkantoran buka lebih lambat dan tutup lebih cepat
Perkantoran dan pertokoan di Pakistan buka lebih lambat dan tutup lebih cepat selama bulan Ramadhan. Hal itu karena aktivitas khusus yang dijalankan Muslim di sana lebih padat ketika bulan mulia ini.
Pegawai pemerintahan di Pakistan bekerja hanya 6 jam selama berpuasa, yaitu mulai pukul 07.30 hingga 13.30. Khusus hari Jumat, mereka dibolehkan pulang lebih awal pada pukul 12.00.
Pemerintah Pakistan memberikan keringanan dengan mengurangi waktu bekerja secara nasional untuk meningkatkan kualitas ibadah dan waktu bersama keluarga serta masyarakat.
Maka tidak heran jika selama bulan puasa, orang-orang yang menjalankan aktivitas sambil membaca Alquran sangat mudah dijumpai di tempat-tempat umum.
Ketika memasuki waktu berbuka, jalan-jalan di Pakistan menjadi jauh lebih sepi dari waktu biasanya. Hal ini dikarenakan masyarakat berhenti dari segala kegiatan untuk berbondong-bondong menyantap menu berbuka yang telah dihidangkan bersama keluarga dan kerabat di rumah-rumah dan di depan toko-toko yang menyediakan takjil secara gratis.
"Di samping menjalankan kewajiban sebagai penuntut ilmu, puasa bukanlah halangan untuk tetap memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif," kata Zulfikar.
"Saya mengisi waktu luang dengan turut serta dalam kegiatan berbagi takjil gratis yang digelar oleh Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Pakistan. Serta, menunaikan amanah sebagai wakil ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Pakistan," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)