Ia kemudian meminta Baginda Raja untuk menerangkan penyakit apa yang diderita agar bisa memberikan tindak lanjut. Baginda Raja pun menerangkan jika tubuhnya terasa nyeri, tangan dan kakinya terasa pegal-pegal.
Setelah memeriksa, Abu Nawas tidak langsung mengobati, ia meminta waktu dua hari kepada Baginda Raja untuk meramu resep obat terbaik.
Di bawah pohon yang rindang, ia terus berpikir resep untuk sang Raja. Maklum saja, Abu Nawas bukan tabib sehingga bingung harus memberikan resep apa.
Sambil duduk dan berpikir, dari kejauhan dia melihat seorang kakek tua yang masih sibuk sendirian memetik buah-buahan di kebun kurma. Abu Nawas yang heran langsung mendekati kakek tersebut.
Setelah bercakap-cakap dengan kakek tersebut, Abu Nawas mendapat jawaban jika kakek itu menjadikan aktivitas memetik buah sebagai kesibukan. Jika tidak ada kesibukan, si kakek malah merasa badannya pegal-pegal. Dari pertemuan itu, Abu Nawas menemukan penyebab sakit Baginda Raja.
Esok harinya, Abu Nawas menghadap Baginda Raja. "Hai Abu Nawas, belum dua hari kau sudah menghadapku, mana obat untukku?" tanya Baginda Raja.
"Maaf, Baginda Raja. Kali ini hamba datang belum membawa obat yang dapat Baginda minum, sebab obat yang bisa sembuhkan Baginda hanya telur unta. Baginda harus cari telur itu sendiri karena jika tidak dicari sendiri, maka khasiatnya akan hilang," terang Abu Nawas.
"Kalau itu yang kau sarankan, baiklah aku akan segera mencarinya," jawab Baginda Raja.