Sejarah Bulan Dzulqa'dah, Waktu Suci Dilarangnya Terjadi Peperangan

Hantoro, Jurnalis
Senin 22 Mei 2023 08:22 WIB
Ilustrasi sejarah bulan Dzulqa'dah yang sangat suci. (Foto: Pixabay)
Share :

Pada bulan Dzulqa'dah, pertumpahan darah tidak diperbolehkan. Alquran mempertegas status bulan-bulan haram ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ….

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada 4 bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang 4) itu." (QS At-Taubah (9): 36)

Fakhruddin Ar-Razy dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib mengungkap makna kata haram. Menurut dia, penamaan tersebut disebabkan segala macam maksiat akan berlipat ganda dosanya. Sebaliknya, segala macam amal baik akan dilipatgandakan pahalanya. Alasan terakhir, orang Arab sangat mengagungkan bulan-bulan tersebut. (Mafatih al-Ghaib 16/41)

Melihat uraian tersebut, penamaan bulan Dzulqa'dah cukup unik karena lekat dengan tradisi orang Arab, bahkan jauh sebelum Islam hadir. Mereka duduk bersantai, berdamai, lebih menikmati hidup karena jauh dari konflik dan peperangan yang setiap saat menghantui.

Kiranya bagi masyarakat Indonesia setiap bulan adalah Dzulqa'dah, karena kultur negara ini identik dengan perdamaian, bahkan tradisi negara ini bukan hanya duduk dan santai, justru Indonesia adalah tempat terenak untuk rebahan.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya