Pemulangan Jamaah Haji Gelombang I dari Jeddah Berakhir, Total Ada 263 Kloter

Maruf El Rumi, Jurnalis
Rabu 19 Juli 2023 10:03 WIB
Kepulangan jemaah haji (Foto: MCH 2023)
Share :

JEDDAH - Kepulangan kelompok terbang (kloter) 36 embarkasi Surabaya (SUB 36) menjadi penutup dari pemulangan jamaah haji gelombang I ke Tanah Air dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu (19/7) pagi.

Selanjutnya pemulangan jamaah haji akan dilakukan dari Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah, mulai Rabu (19/7) malam waktu Arab Saudi.

Jadwal kepulangan jamaah haji Indonesia dari Jeddah sudah dilakukan sejak 4 Juli 2023. Sampai, Rabu (19/7) dini hari waktu Arab Saudi, sudah 251 kloter dengan 95.044 jamaah mendarat di Indonesia. Sedangkan dari 98.078 jamaah yang sudah berada Jeddah.

Sisanya sekitar 3.034 jamaah dari 8 kloter masih dalam perjalanan atau menunggu di Bandara Jeddah. Dari Bandara King Abdul Aziz, Jeddah sendiri rencananya ada 263 kloter menuju debarkasi di Indonesia.

Menurut Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, JKG (Jakarta-Pondok Gede) menjadi embarkasi terbanyak yang jamaahnya telah tiba di Tanah Air, dengan 15.415 orang. Diikuti SOC (Solo-Yogyakarta) sebanyak 15.208 jamaah, dilanjutkan embarkasi JKS (Jakarta-Bekasi) dengan 15.085 orang, SUB (Surabaya) berjumlah 14.038 jamaah.

Sementara embarkasi UPG (7.339 jamaah), BTH (6.198), MES (4.192), PLM (3.547), BTJ (4.241), KJT (3.312), BPN (2.339), BDJ (2.252) dan PDG (773). Embarkasi yang belum memulangkan jamaah adalah embarkasi LOP.

"Secara keseluruhan pemulangan gelombang pertama berjalan dengan baik," kata Kadaker Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Haryanto, Selasa (18/8/2023) malam.

Dikatakan Haryanto, selama pemulangan ada tiga hal yang menjadi sorotan sejak pemulangan pertama pada 4 Juli 2023. Pertama, terkait dengan koper jamaah yang mengalami over kapasitas. Dari awal, lanjut Haryanto sudah diberitahu bagaimana peraturan barang bawaaan di bagasi dan kabin dari pihak maskapai. Ternyata, masih banyak jamaah membawa barang berlebihan sehingga harus dibongkar.

"Padahal, pada pemulangan pertama pada 4 Juli berjalan lancar. Tapi 3-5 hari setelah itu mulai banyak barang yang melebihi dari ketentuan," tambah Haryanto.

Kedua terkait paspor yang hilang. Selama fase pemulangan ada 3 paspor jamaah haji yang hilang. Untuk kasus ini, lanjut Haryanto, daker Bandar berkoordinasi dengan imigrasi dan KJRI Jeddah untuk penerbitan SPLP agar jamaah haji bisa dipulangkan dengan kloternya.

Kasus paspor hilang biasanya baru ketahuan jamaah masuk ke imigrasi saat dicek di imigrasi baru, ternyata tidak ada. Sebagian besar bisa diselesaikan dengan cepat.

"Hanya ada satu kasus di mana SPLP keluar agak lama sehingga harus ditanazulkan, yaitu pulang dengan kloter berikutnya," ujar Haryanto. Ketiga terkait dengan banyaknya jamaah haji lansia yang ditanazulkan.

Dijelaskan Haryanto, sesuai dengan tagline jamaah haji ramah lansia, maka pemulagan lansia lebih cepat dari jadwal seharusnya. Caranya, menitipkan jamaah tersebut dengan kloter lain dengan tujuan embarkasi yang sama. Kondisi itu, membuat sering terjadi perubahan konfigurasi terkait manifest pesawat, terkait jumlah penumpang. Sebab, untuk jamaah tanazul baik faktor lansia atau sakit, dibutuhkan pengaturan dan ketesedian kursi pesawat.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Muslim lainnya