Meski tidak masuk akal, tetangganya menerima begitu saja. Dia tidak mempermasalahkan karena merasa diuntungkan. Dia tidak bertanya kenapa panci itu bisa beranak.
Selang beberapa waktu, Abu Nawas meminjam panci lagi ke tetangga yang sama. Ketika meminjamkan yang kedua kali, tetangganya berharap panci itu akan beranak lagi.
Begini gambaran akal manusia kalau tidak dibina. Manusia yang katanya berakal itu akan menerima yang menguntungkan dan akan mengakali.
Tepat! Tetangga itu meminjamkan pancinya lagi. Abu Nawas lagi-lagi lama tidak mengembalikan. Akhirnya si tetangga mendatangi Abu Nawas. "Abu Nawas, mana pancinya kok lama?" tanya dia.