-Babi memiliki sifat buruk yang bisa mempengaruhi manusia
Argumentasi mengenai keharaman babi jika dikonsumsi adalah karena babi diyakini memiliki sifat-sifat buruk, seperti kesenangan dan ketertarikan yang kuat terhadap hal-hal yang dilarang serta tidak memiliki kecemburuan.
Padahal apapun yang dimakan oleh seseorang nantinya akan berpengaruh pada sifat dan karakternya. Sehingga jika mengkonsumsi babi dikhawatirkan akan tertular sifat buruk dari babi sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami.
قَالَ الْعُلَمَاءُ : وَلِأَنَّ الْغِذَاءَ يَصِيرُ جَوْهَرًا مِنْ بَدَنِ الْمُتَغَذِّي فَلَا بُدَّ وَأَنْ يَحْصُلَ لِلْمُتَغَذِّي أَخْلَاقٌ وَصِفَاتٌ مِنْ جِنْسِ مَا كَانَ حَاصِلًا مِنْ الْغِذَاءِ ، وَالْخِنْزِيرُ مَطْبُوعٌ عَلَى أَخْلَاقٍ ذَمِيمَةٍ جِدًّا مِنْهَا الْحِرْصُ الْفَاحِشُ وَالرَّغْبَةُ الشَّدِيدَةُ فِي الْمَنْهِيَّاتِ وَعَدَمُ الْغَيْرَةِ فَحُرِّمَ أَكْلُهُ عَلَى الْإِنْسَانِ لِئَلَّا يَتَكَيَّفَ بِتِلْكَ الْكَيْفِيَّةِ الْقَبِيحَةِ
Artinya, “Ulama berkata: ‘Dan mengonsumsi babi hukumya haram karena makakan akan menjadi jauhar (zat) pada tubuh orang yang memakannya, lalu ia pasti akan terpengaruh oleh akhlak dan sifat apa yang dimakannya. Padahal babi diciptakan sejak awal denga nmempunyai sifat-sifat yang sangat tercela, di antaranya kesenangan dan ketertarikan yang sangat kuat pada hal-hal yang dilarang dan tidak adaya rasa ghairah atau kecemburuan padanya. Karenanya orang diharamkan memakanya agar sifat-sifat buruk babi itu tidak tumbuh pada dirinya’. (Ibnu Hajar al-Haitami, Az-Zawajir ‘anil Iqtirafil Kabair, juz II, halaman 68).
-Babi bisa menyebabkan banyak penyakit
Babi merupakan salah satu hewan ternak yang mudah terkena penyakit atau bakteri yang bisa menular ke manusia. Selain itu, babi juga rentan terhadap risiko terkena parasit seperti cacing pita, cacing spiral, cacing usus, dan lain-lain.
Karena alasan itulah babi dianggap bisa membahayakan manusia atau menimbulkan lebih banyak kemudharatan daripada manfaatnya.
Demikian pembahasan mengenai alasan kenapa babi haram dalam Islam. Wallahu a'lam bisshawab.
(RIN)
(Rani Hardjanti)