PERINGATAN Maulid Nabi Muhammad SAW: sejarah, makna, dan tradisinya. Momen ini sudah menjadi kultur bagi mayoritas Muslim Indonesia. Maulid Nabi diperingati dengan beragam tradisi yang tersebar di Nusantara.
Perayaan Maulid Nabi di kalangan umat muslim menjadi salah satu momen yang sangat dinantikan. Hal ini tentu saja menunjukkan rasa cinta dan penghormatan umat Muslim kepada Rasulullah SAW.
Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (24/8/2023), berikut adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: sejarah, makna, dan tradisinya yang sudah seharusnya kita pelajari.
Sejatinya maulid Nabi Muhammad merupakan peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Secara bahasa Arab, kata maulid memiliki arti hari lahir, atau biasa disebut juga dengan milad. Berdasarkan kalender hijriah, momen tersebut jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau tahun ini akan bertepatan di tanggal 28 September 2023.
Peringatan Maulid Nabi bagi masyarakat muslim adalah sebagai penghormatan dan pengingat kebesaran serta keteladanan Nabi Muhammad. Cara melakukannya bisa dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagamaan.
Walaupun demikian masih ada perbedaan pendapat apakah peringatan tersebut merupakan kegiatan Bid'ah atau bukan Bid'ah. Namun acara Maulid Nabi masih terus diperingati secara luas di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Dalam sejarahnya, tradisi Maulid Nabi pertama kali diadakan pada masa dinasti Abbasiyah di Baghdad oleh Khaizuran (170 H/786 M). Dia adalah ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan Harun al-Rasyid. Dia datang ke Madinah dan Mekah untuk memerintahkan penduduk menggelar perayaan kelahiran Nabi Muhammad di rumah-rumah penduduk.
Tujuan peringatan Maulid Nabi ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan dari Nabi Muhammad bisa terus hidup di berbagai lapisan masyarakat Madinah dan Mekah.
Sementara itu, peringatan Maulid Nabi di Indonesia pertama kalinya diperkenalkan oleh Wali Songo pada tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut ditujukan dilakukan demi menarik hati masyarakat untuk mau memeluk agama Islam.
Sehingga perayaan Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatain. Istilah Sekaten berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat. Sekaten merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 5 sampai 11 Rabi'ul Awal atau dalam kalender Jawa sama dengan bulan Mulud.
Upacara Sekaten diawali dengan iring-iringan para abdi dalem yang membawa gamelan Jawa bernama Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Gamelan ini akan dimainkan selama 7 hari acara perayaan Sekaten dan akan dikembalikan ke Keraton di malam terakhir perayaan. Kemudian, perayaan Sekaten akan diakhiri dengan acara grebeg Gunungan Sekaten.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hafid Fuad)