KISAH mualaf ilmuwan dunia begitu menginspirasi. Pasalnya, para ilmuwan ini identik dengan seseorang yang memiliki keahlian di bidang tertentu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Berangkat dari situ pula akhirnya mereka mendapatkan hidayah dengan cara masing-masing.
Berikut ini beberapa ilmuwan yang akhirnya memeluk Islam gara-gara penelitian ilmiah yang mereka lakukan.
1. Jacques Yves Costeau
seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau melakukan eksplorasi bawah laut. Tetiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Lalu, suatu hari dia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada surat Ar Rahman Ayat 19-20.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing," bunyi Surah Ar Rahman Ayat 19-20.
Mendengar ayat-ayat Alquran itu, Costeau kagum dan dikatakan dia memeluk Islam. Sekadar informasi, Jacques-Yves Cousteau lahir di Prancis pada 11 Juni 1910 dan meninggal dunia di Paris pada 25 Juni 1997.
2. Profesor William
Majalah sains, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkap hasil penelitian yang dilakukan tim ilmuwan Amerika Serikat. Tim meneliti suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia.
Suara itu keluar dari tumbuhan dan peneliti merekamnya dengan alat perekam canggih. Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik diubah menjadi gelombang elektrik optik yang dapat dipantau di monitor.
Para ilmuwan ini kabarnya membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.
Mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah.
Ilmuwan lalu kagum dengan apa yang mereka saksikan. Peneliti muslim lalu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahannya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Pada suatu kesempatan, sang profesor mengatakan bahwa dalam hidupnya, ia belum pernah menemukan fenomena semacam ini.
"Dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," ungkap William.
3. Fidelma O’Leary
Fidelma merupakan ahli neurologi yang berasal dari Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Dia mendapatkan hidayah ketika meneliti saraf otak manusia.
Saat melakukan penelitian, dia menemukan bahwa beberapa urat saraf di otak manusia tidak dimasuki oleh darah. Padahal, setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup untuk bisa berfungsi secara normal.
Dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak, kecuali ketika seseorang melakukan gerakan sujud dalam salat seperti yang dilakukan umat Muslim.
Ini menunjukkan bahwa bila seseorang tidak melakukan salat, maka otak tidak dapat menerima darah yang cukup untuk bisa berfungsi secara normal.
Wallahu a'lam bisshawab.
(RIN)
(Rani Hardjanti)