Kisah Perang Uhud yang Dipimpin Nabi Muhammad

Hafid Fuad, Jurnalis
Kamis 12 Oktober 2023 09:17 WIB
Ilustrasi untuk kisah Perang Uhud yang hikmahnya terdapat dalam Alquran (Foto: Antara)
Share :

MARI menyimak kisah Perang Uhud yang dipimpin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan hingga kini masih terus menjadi salah satu peperangan bersejarah umat Islam menghadapi kaum kafir Quraisy.

Perang Uhud dan segala hikmahnya di baliknya bahkan dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 152-158 dan 165-167.

Kisah Perang Uhud sangat erat dengan Gunung Uhud yang berjarak enam atau tujuh kilometer dari Masjid Nabawi. Gunung ini didominasi batuan hitam serta tanah kering.

Di sekitar sana terdapat lokasi lahan pemakaman berukuran 50 kali 50 meter. Makam ini merupakan makam para Syuhada Perang Uhud yang kisahnya tercantum dalam Alquran.

Pada masa lampau, area kaki gunung Uhud tersebut menjadi saksi peperangan antara umat Islam dengan kaum kafir Quraisy sehingga dinamakan Perang Uhud.

Perang ini terjadi pada pertengahan bulan Sya`ban tahun ke-3 Hijriah bertepatan dengan 23 Maret 625 M. Perang Uhud terjadi setelah perang Badar yang dimenangkan oleh kaum muslimin. Sementara kaum kafir Quraisy mengalami kekalahan telak sehingga mereka ingin menuntut pembalasan.

Kekalahan ini memicu nafsu para pemimpin Quraisy untuk melakukan pembalasan pada kaum Muslimin. Pasukan kaum Quraisy pada perang Uhud dipercayakan pada Abu Sofyan.

Dirinya memimpin 3000 prajurit dan sekitar 700 orang dilengkapi dengan baju besi. Mereka juga membawa 3000 ekor unta dan 200 ekor kuda.

Sementara pasukan Rasulullah SAW hanya berjumlah 1000 orang. Mereka pun menuju Gunung Uhud. Namun sekitar 300 pasukan memutuskan berbalik arah akibat hasutan Abdullah bin Ubay.

Sehingga otomatis Rasulullah hanya memiliki 700 orang pasukan. Pasukan Muslim langsung pasang strategi bertahan. Sekitar 50 orang pemanah terbaik di bawah pimpinan Abdullah bin Zubair menempati di atas bukit.

Kemudian Rasulullah SAW berpesan agar para pemanah tidak meninggalkan posisi tersebut dalam situasi dan kondisi apapun. Tujuannya sebagai antisipasi serangan awal kaum kafir bila datang dari sisi belakang.

Kedua pasukan lalu saling bertempur. Awal pertarungan, kaum Muslimin mampu memukul mundur pasukan kafir Quraisy, menyusul terbunuhnya para pimpinan pasukan Quraisy.

Pasukan Quraisy pun lalu mundur dengan meninggalkan harta benda mereka. Merasa sudah meraih kemenangan, pasukan pemanah kaum Muslimin yang berada di puncak Uhud tergoda untuk turun.

Alhasil kesempatan ini dimanfaatkan oleh komandan perang Quraisy yaitu Khalid bin Walid yang menyerang dari puncak bukit yang telah ditinggalkan oleh pasukan pemanah kaum Muslimin tersebut.

Akhirnya tercatat setidaknya 70 kaum Muslimin yang gugur sebagai Syuhada. Termasuk Mus`ab bin Umair, yang terkenal sebagai pembawa panji pasukan Islam.

Juga turut gugur komandan perang kaum Muslimin yang sangat disegani dan ditakuti, Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW.

Kekalahan yang menimpa kaum Muslimin dalam peperangan ini semata-mata sebagai konsekuensi dari kurang disiplinnya sebagian para sahabat. Mereka lalai terhadap perintah Rasulullah SAW untuk tidak meninggalkan puncak bukit.

Semua Syuhada Perang Uhud dikuburkan di lokasi perang. Ini dilakukan atas perintah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Umat Muslim tentu juga mendapatkan banyak hikmah yang bisa diteladani dari membaca peristiwa Perang Uhud ini dalam Alquran.

Wallahu a'lam bisshawab.

(Hafid Fuad)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya