HARI Ibu 2023 diperingati pada 22 Desember. Terkait momen ini, ada kisah Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang mengajarkan untuk berbakti kepada ibu.
Suatu hari ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, "Wahai Rasulullah, siapakah yang lebih berhak diperlakukan dengan kasih sayang paling baik dariku?"
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
la bertanya, "Siapakah selanjutnya?"
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
Laki-laki itu menanyakan lebih lanjut, "Siapakah berikutnya?"
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Ibumu."
Laki-laki itu pun menanyakan untuk keempat kali, "Siapakah kemudian?"
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Bapakmu."
Sabda tersebut didukung narasi dari Mu'awiyah ibn Jahimah yang menceritakan ayahnya bernama Jahimah mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam dan bertanya, "Wahai Rasulullah, aku ingin berjihad, dan aku meminta pendapatmu."
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Apakah kamu masih mempunyai ibu?" Jahimah mengiyakan.
"Kalau begitu, tinggallah bersamanya," sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, "Karena surga berada di bawah telapaknya."
Dilansir buku "Serumpun Bunga dari Rasulullah" karya Ronny Astrada terbitan Quanta, bahkan untuk berjihad —sebuah ikhtiar agung dalam Islam— seorang anak sebaiknya mendapat izin ibunya.
Makna surga berada di bawah telapak kaki ibu adalah berkhidmat mengabdi dan melayani ibu setara imbalannya setara dengan berjihad.
Ini analogi dengan makna dalam sabda Nabi, "Ketahuilah, surga itu berada di bawah bayang-bayang pedang (jihad)."
Bukan berarti surga memang berlokasi di bawah bayang-bayang pedang, namun mengangkat pedang (berjihad), balasannya surga.
Dengan demikian, ibu adalah pintu menuju surga, baik dengan mengangkat pedang (lewat izinnya untuk pergi berperang), maupun dengan melayaninya (bila tidak diizinkan pergi).
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)