Tidur saat Puasa, Apakah Bernilai Ibadah?

Tim Okezone, Jurnalis
Senin 25 Maret 2024 09:07 WIB
Ilustrasi hukum tidur saat puasa. (Foto: Freepik)
Share :

TANPA aktivitas yang produktif saat berpuasa, beberapa orang memilih menghabiskan waktu dengan memperbanyak tidur. Apalagi dengan adanya ungkapan "tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah", seringkali justru dimanfaatkan sebagai dalih untuk bermalas-malasan, betul bukan? 

Akhirnya, satu hari diisi dengan tidur sepanjang pagi hingga menjelang magrib. Apakah ini dinilai sebagai ibadah? Jawabannya sudah pasti tidak.

Dikatakan para ulama, tidur seharian memang tidak membatalkan puasa seseorang. Tidur bukan termasuk ibadah ketika menjadikan seseorang lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Sedangkan yang dimaksud dengan ibadah itu sendiri pada pelaksanaannya selalu diawali dengan niat, ada aktivitas dan pahala di dalamnya.

Lalu, memangnya ada tidur yang dinilai ibadah? Dikenal sebuah istilah, tidur qailullah atau tidur sejenak.

Tidur qoilullah bukan tidur sepanjang hari, dalam sebuah riwayat, ini dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam sebelum masuknya waktu sholat dzuhur. Begitupun sama dengan tidur yang dilakukan sebelum sholat tahajud.

Tidur tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan energi tubuh dan lebih fokus menjalankan ibadah. Misalnya, cukup dengan hanya hingga 15 untuk tidur di siang hari.

Kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala berikan untuk menjadi hamba-Nya yang terbaik haruslah dijemput. Terlebih, siang dan malamnya di setiap hari selama Ramadhan berisi rahmat dan ampunan dari Allah Ta'ala.

Tentunya, hal itu dapat diperoleh dengan memperbanyak kegiatan yang bernilai ibadah. 

Banyak yang bisa dilakukan di siang hari daripada tidur, misalnya saja memperbanyak ibadah sunnah, seperti sholat dhuha, sholat tasbih, yang bisa dikerjakan empat rakaat di siang hari dan dua rakaat pada malamnya.

Kemudian memperbanyak dzikir tasbih seperti kata Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam:

Artinya: "Barang siapa yang mengucapkan subhanallah wabihamdihi seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya walau sebanyak buih di lautan." (HR Muslim dan Tirmidzi)

Kemudian menyambung tali silaturahmi dan mengajak orang lain untuk berbagi kebaikan bisa menjadi target produktivitas di bulan Ramadhan.

Jangan lupa, apa pun pilihan kegiatan yang dilakukan pastikan selalu mengandung pahala agar menjadi pemberat amal di hari akhir nanti.

Wallahu a'lam

Oleh:

Ustadz Herman Budianto dan Ustadz Rahmat Hidayat – Dompet Dhuafa 

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya