JAKARTA - Pertemuan lima pemuda Nahdliyin ke Israel dan bertemu Presiden Isaac Herzog, terus mengundang reaksi negatif. Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Sudarnoto meminta kelima pemuda tersebut meminta maaf.
"Saya sangat menyesalkan sekali ada aktivis muda NU pergi ke Israel. Sangat memprihatinkan saat puluhan ribu warga palestina dibunuh secara bengis dan menjijikkan oleh Israel 5 aktivis ini justru bertemu Presiden Israel," kata Sudarnoto kepada Okezone.com, Selasa (6/7/2024)
Sudarnoto mempertanyakan tujuan kelimanya ke Israel bertemu Presiden Israel. "Mau memperjusngkan Palestina atau apa sebetulnya," ujarnya. Namun, apa yang dilakukan lima pemuda tersebut, dianggap Sudarnoto justru menabrak konstitusi. Menurut Sudarnoto, mereka harusnya mengambil contoh misalnya dari Menteri luar negeri RI.
Di mata Sudarnoto, Menlu tak pernah berhenti membela hak hak Palestina merdeka, tapi sesuai dengan koridor Dan itu terhormat. "Apa mereka tidak paham bahwa Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel? Apa mereka tidak paham bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah membuka hubungan diplomatik dg Israel sepanjsng mereka masih menjajah? Apa mereka juga tidak mengerti konstitusi RI?" tandas Sudarnoto.
Sehingga, klau mereka mengerti tapi pergi juga ke Israel, artinya mereka sengaja melanggar dan menantang konstitusi. Mereka, lanjut Sudarnoto, tidak punya kepekaan sama sekali dan harus minta maaf secara terbuka kepada masyarakat Indonesia yang selama ini dengan dedikasi memperjuangkan hak hak bangsa Palestina secara terhormat karena tidak melsnggar konstitusi.