JAKARTA - Ciri-ciri penghuni surga semasa hidup dapat dikenali dari perilaku dan amalan mereka di dunia. Dalam Alquran dan hadis, sifat-sifat tersebut telah dijelaskan sebagai gambaran yang bisa diteladani umat Islam agar senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah.
Berdasarkan buku Surga yang Allah Janjikan karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Sabtu (28/6/2025), ciri-ciri penghuni surga dijabarkan secara lengkap melalui ayat-ayat Alquran dan hadis Rasulullah SAW.
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal." (QS. Ali Imran: 133-136)
Ada beberapa ciri penghuni surga semasa hidupnya. Berikut beberapa cirinya:
- Sungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan. Muslim dianjurkan berbuat kebaikan baik dalam kondisi lapang maupun sempit, ataupun saat senang dan susah.
- Mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, sebagai bentuk kasih sayang dan pengendalian diri.
- Jika melakukan kesalahan kepada Allah SWT, mereka berzikir kepada Allah, mengingat Allah, lalu bertobat, beristighfar, dan memperbaiki diri secara diam-diam.
Dalam buku ini, Rasulullah SAW menambahkan, penghuni surga bukanlah orang yang keras, kasar, rakus, atau sombong. Namun, penghuni surga adalah orang-orang yang lembut, rendah hati, dan bersikap santun.
Penjelasan tentang sifat-sifat ini juga ditegaskan dalam hadis. Shahih Muslim menyebutkan hadis riwayat lyadl ibn Hamar al-Mujasyi'i, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Allah berfirman, 'Ada tiga kelompok penghuni surga: (1) orang berkuasa yang adil, jujur, dan pantas/ disepakati; (2) orang penyayang, berhati lembuh kepada orang-orang dekat dan orang Islam; dan (3) orang yang menjaga diri dari hal-hal makruh dan berkecukupan. Sementara penghuni neraka ada lima macam: (1) orang lemah yang tidak berdaya, yang hanya mengekor, enggan membentuk keluarga dan mencari harta; (2) pengkhianat yang sangat tamak, yang siang malam kerjaannya menipu keluargamu dan hartamu; (3) orang kikir; (4) pembohong, dan (5) orang yang gemar melakukan keburukan. Allah s.w.t. mewahyukan padaku untuk berendah hati. Tak boleh ada yang membanggakan diri di hadapan orang lain. Tak boleh pula menzalimi orang lain."
Selain itu, Alquran juga menjelaskan ciri-ciri penghuni surga semasa hidup. Salah satunya terdapat dalam Surah Az-Zariyat. Ini memuat berbagai sifat terpuji sebagai amalan orang-orang beriman yang kelak akan menjadi penghuni surga.
Berikut ciri penghuni surga semasa hidup dalam surat QS Az-Zariyat ayat 15-23:
Dalam surat Az-Zariyat ayat 15, Allah SWT berfirman:
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍۙ
innal-muttaqîna fî jannâtiw wa ‘uyûn
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam (surga yang penuh) taman-taman dan mata air. (QS. Az-Zariyat: 15)
Surah Az-Zariyat ayat 15 menggambarkan orang-orang yang memiliki ketakwaan kepada Allah SWT akan memperoleh ganjaran surga. Ketakwaan mereka menjadi sebab datangnya berbagai kenikmatan akhirat, yang disimbolkan dengan taman-taman dan mata air yang indah.
اٰخِذِيْنَ مَآ اٰتٰىهُمْ رَبُّهُمْۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُحْسِنِيْنَۗ
âkhidzîna mâ âtâhum rabbuhum, innahum kânû qabla dzâlika muḫsinîn
(Di surga) mereka dapat mengambil apa saja yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Az-Zariyat: 16)
Pada ayat ke 16, dijelaskan para penghuni surga merupakan orang-orang yang senantiasa melakukan kebaikan selama hidup di dunia. Hal yang mereka peroleh di akhirat merupakan balasan atas amal saleh yang telah mereka kerjakan dengan ikhlas.
Salah satu ciri-ciri calon penghhuni surga adalah kebiasaan mereka dalam menghidupkan malam dengan ibadah dan memohon ampun kepada Allah SWT. Dalam ayat 17-18 disebutkan:
كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ
kânû qalîlam minal-laili mâ yahja‘ûn
Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam (QS. Az-Zariyat: 17)
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
wa bil-as-ḫâri hum yastaghfirûn
dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah) (QS. Az-Zariyat: 18)
Ayat 17–18 menggambarkan bahwa calon penghuni surga tidak banyak menghabiskan waktu malam untuk tidur.
Mereka justru menggunakannya untuk beribadah seperti sholat malam dan memperbanyak istighfar serta memohon ampunan kepada Allah, terutama di waktu sahur.
Hal ini mencerminkan kesadaran mereka atas dosa serta keinginan untuk terus mendekat kepada Allah.
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
wa fî amwâlihim ḫaqqul lis-sâ'ili wal-maḫrûm
Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta. (QS. Az-Zariyat: 19)
Ayat 19 menjelaskan soal mereka yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Mereka menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, baik yang meminta secara langsung maupun yang menahan diri meski dalam kekurangan. Kepedulian ini menjadi bagian dari bentuk ketakwaan mereka.
وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ
wa fil-ardli âyâtul lil-mûqinîn
Di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. (QS. Az-Zariyat: 20)
وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
wa fî anfusikum, a fa lâ tubshirûn
(Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. Az-Zariyat: 21)
Ayat 20–21 menjelaskan, orang-orang yang yakin akan kebesaran Allah tidak hanya melihat bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta, tetapi juga dalam diri mereka sendiri. Mereka selalu merenungi ciptaan Allah sebagai bentuk keimanan yang mendalam.
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ
wa fis-samâ'i rizqukum wa mâ tû‘adûn
Di langit terdapat pula (hujan yang menjadi sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu. (QS. Az-Zariyat: 22)
فَوَرَبِّ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اِنَّهٗ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَآ اَنَّكُمْ تَنْطِقُوْنَࣖ
fa wa rabbis-samâ'i wal-ardli innahû laḫaqqum mitsla mâ annakum tanthiqûn
Maka, demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya (apa yang dijanjikan kepadamu itu) pasti akan nyata seperti (halnya) kamu berucap. (QS. Az-Zariyat: 23)
Dalam ayat 22–23, Allah menegaskan bahwa rezeki dan segala bentuk janji-Nya adalah sesuatu yang pasti. Orang-orang bertakwa meyakini hal ini sepenuhnya, sehingga mereka tidak terjebak dalam kekhawatiran berlebihan soal urusan dunia, melainkan tetap berusaha dengan penuh tawakal.
Wallahualam
(Erha Aprili Ramadhoni)