3 Perbedaan Zakat dan Sedekah, Simak Penjelasannya

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Kamis 10 Juli 2025 15:23 WIB
3 Perbedaan Zakat dan Sedekah, Simak Penjelasannya (Ilustrasi/Freepik)
Share :

JAKARTA - Ada sejumlah perbedaan antara zakat dan sedekah. Umat Islam patut mengetahui perbedaan antara keduanya. 

Zakat dan sedekah merupakan istilah yang tak asing bagi umat Islam. Keduanya merupakan amalan yang dianjurkan dalam Islam. 

Meski begitu, kedua amalan itu memiliki perbedaan. Berikut 3 perbedaan antara zakat dan sedekah dari aspeknya: 

1. Subjek

Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan (sunnah) bagi setiap muslim, tanpa memandang status ekonomi atau kemampuan fisik, melansir laman Muhammadiyah, Kamis (10/7/2025). Baik orang kaya, miskin, kuat, maupun lemah, dianjurkan bersedekah sesuai kemampuan. Sedekah adalah cerminan keikhlasan hati, yang bisa berupa harta, tenaga, atau bahkan senyuman.

Sebaliknya, zakat adalah kewajiban yang hanya dibebankan kepada mereka yang memiliki harta tertentu dan telah memenuhi syarat tertentu, seperti nisab dan haul. Hal ini ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

إِنَّ اللهَ قَدْ فرَضَ عَلَيْهِمْ صَدَقَةً تُؤْخَذُ مِنْ أَغْنِيَائِهِمْ، فَتُرَدُّ فِي فُقَرَائِهِمْ

Artinya : “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan zakat dari harta mereka, yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka.” (HR. al-Bukhārī dan Muslim).

Hadis ini menegaskan, zakat adalah hak fakir miskin yang dipungut dari harta orang-orang kaya. Artinya, tidak semua orang dibebani kewajiban ini. Hanya mereka yang telah mencapai nishab (ambang minimal harta) dan haul (masa kepemilikan selama satu tahun) yang terkena kewajiban zakat. 

Di sisi lain, sedekah bersifat lebih longgar. Ia dianjurkan kepada siapa pun, tanpa syarat kekayaan atau usia.

 

2. Objek

Perbedaan berikutnya adalah objek yang diberikan. Sedekah memiliki cakupan luas, tidak terbatas pada harta benda. Bisa mencakup segala bentuk kebaikan, seperti membantu tetangga, memberikan nasihat, atau bahkan menyingkirkan rintangan dari jalan. Sedekah adalah ekspresi kebaikan hati yang tidak dibatasi oleh bentuk atau jumlah, sebagaimana Sabda Nabi SAW:

كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ

“Setiap perbuatan baik adalah sedekah.” (HR al-Bukhārī).

Namun, berbeda dengan zakat. Zakat terfokus pada harta fisik, seperti hasil pertanian, peternakan, perdagangan, atau emas dan perak, dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan syariat, misalnya 2,5% dari harta yang telah mencapai nisab. 
Ketentuan ini menegaskan, zakat adalah ibadah yang terukur dan terikat aturan, berbeda dengan sedekah yang lebih fleksibel.

3. Penerima

Perbedaan berikutnya adalah siapa yang berhak menerima. Zakat hanya boleh diberikan kepada delapan kelompok yang telah ditetapkan dalam Alquran:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِۖ فَرِيضَةً مِّنَ اللَّهِۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Tawbah: 60).

 

Sementara sedekah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, dapat diberikan lebih fleksibel:

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، عِنْدِي دِينَارٌ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى نَفْسِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى زَوْجِكَ، قَالَ عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى وَلَدِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: تَصَدَّقْ بِهِ عَلَى خَادِمِكَ، قَالَ: عِنْدِي آخَرُ، قَالَ: أَنْتَ أَبْصَرُ…

Artinya : “Seorang laki-laki berkata: “Ya Rasulullah, saya mempunyai satu dinar.” Rasulullah bersabda: “Sedekahkanlah untuk dirimu.” Ia berkata: “Ada lagi satu dinar.” Beliau bersabda: “Sedekahkanlah untuk istrimu.” Ia berkata lagi: “Masih ada satu dinar.” Beliau bersabda: “Sedekahkanlah untuk anakmu.” Ia berkata: “Masih ada satu dinar.” Beliau bersabda: “Sedekahkanlah kepada pelayanmu.” Ia berkata: “Ada satu dinar lagi.” Rasulullah bersabda: “Terserah padamu, engkau lebih mengetahui ke mana yang lebih baik”) [HR Abū Dāwud, al-Nasā’ī, dan al-Ḥākim].

Hadis ini menunjukkan betapa luasnya cakupan sedekah. Mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan sekitar. Tak ada ketentuan tertentu tentang jumlah dan siapa yang menerima. Wallahualam


 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya