MADINAH - Arab Saudi saat ini mengalami peralihan cuaca dari musim panas ke musim dingin. Hal ini mengakibatkan perubahan suhu yang cukup ekstrem. Pada pagi hari di daerah Madina suhunya bisa mencapai di bawah 23 derajat celsius.
Untuk itu Jamaah haji Indonesia khususnya gelombang ke-2 yang berada di Madinah harus mewaspadai perubahan suhu dan cuaca. Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah Tjetjep Ali Akbar menyatakan, perubahan suhu yang cenderung menurun menyebabkan mudahnya jamaah mengalami sakit.
Tjetjep Ali Akbar mengatakan, di BPHI Madinah penyakit yang sering ditemui di masa perubahan cuaca lebih banyak mengarah kepada penyakit Infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. "Penyakit perpindahan musim itu ISPA infeksi saluran pernapasan akut. Dan gejalanya batuk-pilek serta mimisan atau keluar darah melalui hidung," ungkapnya.
Tjetjep menjelaskan, bagi jamaah yang mimisan, langkah yang bisa dilakukan yakni menutup hidung dengan tisu basah dan membasuhnya dengan air hangat.
Sejauh ini, gejala batuk dan pilek juga sudah menyebar di kalangan masyarakat Madinah. "Apalagi, kalau kita masuk masjid Nabawi pada saat ini mereka sahut-sahutan, bukan ucapan Amin. Tapi batuk yang bersahut-sahutan," kata Tjettjep dengan tersenyum.
Untuk itu Tjetjep menyarankan, agar jamaah yang salat subuh di masjid Nabawi sebaiknya mengenakan jaket atau baju hangat. Selain itu, jamaah tetap harus mengatur pola istirahat yang cukup, banyak makanan dan kenakan selalu masker.
"Di sini walau musim dingin, karena suhu kering dan kelembabannya rendah jadi harus sering minum tetap. Kenakan selalu masker karena banyak batuk, pilek yang mudah tertular," tutupnya.
(M Budi Santosa)