Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Manuskrip Kuno Peninggalan Pengawal Pangeran Diponegoro

Mohammad Saifulloh , Jurnalis-Senin, 29 April 2019 |18:50 WIB
Manuskrip Kuno Peninggalan Pengawal Pangeran Diponegoro
A
A
A

Terletak di kaki Gunung Lawu, Magetan yang dikenal dengan Kota Kaki Gunung dulunya merupakan tempat tujuan pelarian para pasukan pribumi pasca meletusnya Perang Jawa (1525-1830) yang dipimpin Pangeran DIponegoro.

Di kota ini persisnya di Dusun Godhegan, berdiri Masjid Kuno At-Taqwa di Dusun Godhegan. Cukup mudah menandai bahwa masjid ini didirikan oleh mantan pasukan Pangeran Diponegoro yakni tumbuhnya pohon sawo kecik di depan masjid. Oleh pemerintah, masjid ini sudah dinobatkan sebagai salah satu Benda Cagar Budaya sehingga mendapatkan perawatan rutin.

masjid ini sudah dinobatkan sebagai salah satu Benda Cagar Budaya sehingga mendapatkan perawatan rutin.

“Masjid ini didirikan sekitar tahun 1840 oleh bekas pengawal Pangeran Diponegoro. Namanya Kiai Imam Nawawi,” tutur Kiai Hamid, sesepuh masjid.

Kiai Hamid menambahkan bahwa, selain Kiai Nawawi, Eyang Buyut Mustarim juga berperan dalam pendirian masjid ini. Ia merupakan keturunan Ki Ageng Sengoro yang melarikan diri ketika terjadi perang antara Majapahit dan Demak.

ia merupakan keturunan Ki Ageng Sengoro yang melarikan diri ketika terjadi perang antara Majapahit dan Demak.

Pada masa lampau, di sebelah utara masjid ini berdiri pula sebuah pesantren. Tidak ada nama resmi, namun masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama ‘Pesantren Godhegan’. 

Kini tidak ada lagi aktivitas pesantren di samping masjid yang dibuat pasukan Pangeran Diponegoro itu. Meski demikian aktivitas kegiatan belajar mengaji anak-anak di desa ini masih berjalan semestinya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement