Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keluar dari ITB, Atina Maulia Sukses Jalani Bisnis Fashion Online Muslim

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Kamis, 02 Mei 2019 |20:21 WIB
Keluar dari ITB, Atina Maulia Sukses Jalani Bisnis Fashion Online Muslim
Atina Maulia Founder Vanilla Hijab (Foto: Dimas/Okezone)
A
A
A

Di balik musibah selalu ada hikmah, ungkapan ini telah dibuktikan Atina Maulia, selaku Founder Vanilla Hijab, salah satu brand fashion online Muslim yang sukses menggebrak industri fesyen Tanah Air.

Tidak pernah terlintas di benak Atina Maulia untuk memulai bisnis ini, mengingat latar belakang pendidikannya sendiri cenderung berseberangan. Sebelum mendirikan Vanilla Hijab, Atina menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Teknik Perminyakan.

"Mimpi saya waktu itu kerja di perusahaan asing dengan gaji ribuan dollar. Tapi Allah punya rencana lain. Tepat pada semester empat saya memutuskan untuk mengundurkan diri," terang Atina saat ditemui Okezone di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Keputusan Atina keluar dari universitas kenamaan tersebut ternyata bukan tanpa sebab. Kala itu ia mengaku mengalami kelumpuhan hingga harus duduk di kursi roda, akibat penyakit auto imun yang di deritanya.

Meski sempat berjuang hingga untuk menyelesaikan studi di ITB, Atina akhirnya sadar bahwa Allah SWT punya jalan yang lain untuk dirinya.

"Waktu itu saya kuliah di gedung lama ITB, jadi tidak ada lift sama sekali. Bahkan, agar saya bisa ikut ujian, saya harus digendong oleh teman-teman saya. Di tambah lagi cuaca dingin Bandung tidak cocok untuk para penderita autoimun seperti saya," kenang Atina.

Atina Maulia

Setelah memutuskan keluar dari ITB, Atina melanjutkan pendidikannya di PPM Menteng mengambil jurusan Manajemen. Dari sinilah ide mendirikan Vanilla Hijab bermula.

Tak ingin menyusahkan kedua orangtuanya yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk pengobatan, Atina mulai coba-coba menjual hijab secara online.

"Setelah sembuh, saya ingin melanjutkan kuliah. Tapi tidak ingin menyusahkan orangtua, karena mereka sudah habis-habisan. Apalagi, bapak saya kecewa banget waktu saya keluar di ITB. Kemudian muncul lah ide menjual hijab ini. Padahal waktu itu, saya sendiri belum berhijab," ungkap Atina.

Atina Maulia

Strategi pemasarannya terbilang sederhana. Ia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk-produk yang hendak ditawarkan kepada para konsumen, serta menerapkan sistem pre-order.

Pada tahun 2013 saat dirinya berusia 23 tahun, Vanilla Hijab resmi didirikan. Mengingat keterbatasan modal dan tempat usaha, pada saat itu hijab buatannya diproduksi oleh tukang jahit keliling yang biasa mangkal di depan rumahnya.

Dengan tekun, Atina menjalani dan mengembangkan bisnisnya dibantu oleh sang kakak, Intan Fauzia yang kini menjabat sebagai CEO Vanilla Hijab.

Perlahan tapi pasti, usahanya pun mulai membuahkan hasil. Dari keuntungan yang masih relatif kecil yakni, senilai Rp20 ribu - Rp40 ribu per baju, Atina berhasil mengumpulkan modal awal untuk meningkatkan produksi Vanilla Hijab.

Atina Maulia

Jika awalnya ia menggunakan sistem pre-order, kini ia sudah berani memasukkan pesanan langsung kepada vendor, dan mempekerjakan lebih banyak lagi tukang jahit keliling.

"Setelah ada modal, perjalanan usaha saya ini masih menemui sejumlah kendala. Pernah saya memasukkan banyak bahan kepada vendor, tapi cuttingnya salah semua. Jadi mikir lagi untuk menutupi kerugian dan mencari modal baru," tambahnya.

Berangkat dari doa, mimpi, dan usaha, kakak beradik ini sukses membangun online hijab & clothing line muslim yang kini memiliki 75 karyawan.

"Sejak awal didirikan saya sudah berprinsip bahwa usaha saya harus memberi manfat bagi banyak orang. Mulai dari mempekerjakan penjahit keliling, hingga membantu pegawai yang sempat putus sekolah untuk kembali melanjutkan pendidikannya," tutup Atina.

(Helmi Ade Saputra)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement