Lebaran telah berlalu, kini saatnya mempersiapkan berbagi kebaikan selanjutnya, yaitu melalui kurban. Menyambut semangat masyarakat Indonesia untuk berkurban, Dompet Dhuafa meluncurkan program Tebar Hewan Kurban.
Selain menebar berkah daging kurban ke seluruh penjuru nusantara, peran dan kepedulian masyarakat (pekurban) juga menjadi andil besar dalam memajukan peternak lokal. Semangat tersebut terus digelorakan untuk memberikan edukasi hingga ajakan agar Jangan Takut Berbagi dan Berkurban. Ini menjadi kunci kesuksesan program Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa tahun ini.

(Foto: Dimas Andhika Fikri)
Pada pelaksanaan kurban 2018, Dompet Dhuafa berhasil mengumpulkan hewan kurban sebanyak 18.558 ekor setara doka (domba kambing). Hasilnya disalurkan kepada lebih dari satu jiwa penerima manfaat.
Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi mengatakan, THK telah menyebarkan kurban sebanyak 237.520 ekor setara dengan doka, sementara untuk penerima manfaat sebanyak 4.911.208 kepala keluarga. Para penerima tersebar di 34 Provinsi di Indonesia, dan lebih dari 15 negara konflik seperti Palestina, Somalia, Filipina, Myanmar, Bangladesh, Bosnia, Pakistan, Libanon, Libya, Timor Leste, dan lain-lain.
“Semangat kali ini membawa target capaian kurban tahun 2019 di kisaran angka 30.000 ekor hewan kurban dan pendistribusian dagingnya menjangkau daerah-daerah pelosok, marginal, terluar dan termasuk wilayah terdampak bencana seperti Palu, Lombok, Banten, Samarinda dan Konawe," ujar Yuli, Kamis (20/6/2019).
Tahun ini, terang Yuli, Dompet Dhuafa juga memberikan kemudahan bagi pekurban melalui kanal-kanal layanan berkurban di antaranya, melalui kanal perbankan, QR Code, payment online, kerja sama dengan e-commerce, jemput kurban, serta sekitar 75 konter dan gerai THK di wilayah Jabodetabek.
Pengadaan hewan kurban THK juga diklaim telah memenuhi standar dan mutu kualitas. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan sektor wakaf, atau lahan Indonesia Berdaya di Subang, Jawa Barat.
Lahan wakaf ini menjadi aset produktif dengan luas 8,5 hektare. Lahan tersebut berkembang sebagai wujud kemajuan ekonomi bagi masyarakat Desa Cirangkong, Subang, Jawa Barat.
"Lahan kami terintergrasi dan tidak terfokus pada satu sektor pemberdayaan, dan itu menjadi kuncinya. Kemudian juga menjadi pusat sentra ternak bagi masyarakat wilayah Subang," pungkas Yuli.
(Muhammad Saifullah )