Dalam pemerintahan selalu ada pemilihan pemimpin. Termasuk dalam proses demokrasi di Indonesia ada pemilu untuk memilih pemimpin.
Drs. H.M Haidir yang menjadi khatib pada salat Jumat di Masjid Uswatin Hasanah, Palmerah, Jakarta Barat mengatakan, siapa pun yang menjadi pemimpin Indonesia haruslah orang yang beriman dan takwa. Serta menganut Alquran dan menjalankam sunah Nabi Muhammad SAW.
(Foto:Ist)
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An Nisa’: 59)
Haidir menambahkan, terkait ketaatan kepada Allah SWT hukumnya adalah mutlak. Menyangkut ketaatan kepada Rasulullah juga adalah wajib.
Para ulama juga sepakat bahwa hukum taat kepada ulil amri atau pemimpin yang sah adalah wajib. Kaum muslimin tidak diperolehkan memberontak ulil amri meskipun dalam kepemerintahannya sering berlaku zalim. Prinsip ini menjadi pegangan yang lahir dari salah satu pokok akidah ahlus sunnah wal jamaah.