TIDAK ada satu pun yang mengetahui kecuali Allah, penghuni kubur mana yang mendapatkan rahmat dan mana yang mendapatkan siksa. Ada seorang yang dikenal alim dan ahli ibadah selama di dunia, namun mendapat siksa kubur karena urusan sepele.
Ada juga yang terhindar dari siksa kubur karena membiarkan serangga meminum cairan di ujung penanya. Kebaikan atau kejahatan yang dianggap ‘remeh’ di dunia bisa menjadi penentu nasib seseorang ketika di alam kubur dan alam akhirat. Semua tergantung ketentuan dan keridhaan Allah.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

Ilustrasi. Foto: Okezone
Dilansir dari laman resmi Nahdatul Ulama (NU) pada Senin (28/10/2019), alam kubur menjadi alam penguhubung antara alam dunia dan alam akhirat. Mereka yang sudah meninggal dari dunia akan berada di alam ini hingga datangnya hari kiamat, hingga kemudian berpindah ke alam akhirat. Selama di alam kubur ini, manusia juga akan menerima ganjaran atas apa yang mereka perbuat selama di dunia.
Lalu bagaimana caranya agar seseorang terhindar dari siksa kubur? Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Ruh (2012) mengemukakan dua jawaban; secara umum dan secara rinci terkait dengan hal tersebut.