Mengangkat gaya arsitektur ala Sudan Sahili, bangunan ini merefleksikan kearifan lokal masyarakat Afrika Barat. Kehebatan sang arsitek Muslim, Ismaila Traore, mampu menyulap lumpur-lumpur tersebut menjadi bangunan berseni tinggi. Ia menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti batang dan cabang pohon yang diaduk bersamaan bata lumpur kering dan juga tanah liat.