Tak lupa ia mengenang masa mudanya ketika menjadi santri. Ia terbiasa menanak nasi atau ngliwet dan makan bersama empat sampai tujuh orang santri lainnya di nampan besar menggunakan tangan langsung.
"Wah, rasanya nikmat sekali, Mas. Tapi kalau lauknya berkuah itu yang susah," ungkap Gus Dur sambil terkekeh.
(Baca Juga : 5 Potret Yan Vellia, Sosok Istri yang Setia Dampingi Didi Kempot hingga Akhir Hayat)
Gus Dur tercatat pernah menjadi santri di Tambakberas, Jombang, Ponpes Tegalrejo, Magelang, dan Ponpes di Krapyak, Yogyakarta. Pengalamannya menjadi santri pun membuatnya bisa menerima sajian makanan ala kadarnya di pesantren yang dikunjungi maupun suguhan di rumah-rumah rakyat ataupun warung pinggir jalan.
*Diadaptasi dari buku Mata Batin Gus Dur:Cerita-Cerita Unik Bersama Sang Kiai karya Imam Anshori Saleh
(Muhammad Saifullah )