Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tanda-Tanda Meninggal Husnul Khatimah

Novie Fauziah , Jurnalis-Rabu, 20 Mei 2020 |19:15 WIB
Tanda-Tanda Meninggal Husnul Khatimah
Ilustrasi permakaman. (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

AKIBAT terpapar wabah virus corona (covid-19), seorang perawat di Rumah Sakit Royal Surabaya, Ari Puspita, meninggal dunia. Ia wafat saat menjalani perawatan di RSAL Dr Ramelan pada Senin 18 Mei 2020. Diketahui, perawat tersebut juga tengah hamil empat bulan.

Kabar duka ini pun membuat catatan korban baru di dunia medis. Ari juga dikabarkan sebagai perawat pasien virus corona. Lalu, apakah seorang ibu hamil, sekaligus tenaga medis seperti Ari dapat dikatakan meninggal husnul khatimah?

Ketua Ikatan Sarjana Quran dan Hadits Indonesia Ustadz Fauzan Amin mengatakan setiap Muslim berharap meninggal dalam keadaan baik atau husnul khatimah. Namun manusia tidak pernah ada yang tahu, apakah ia akan meninggal dalam keadaan baik atau sebaliknya.

"Pada dasarnya tidak ada satu pun manusia yang tahu apakah seorang hamba itu mati husnul khatimah atau sebaliknya," ujarnya kepada Okezone beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, kata Ustadz Fauzan, terdapat tanda-tanda seorang Muslim meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah, di antaranya:

1. Mengakhiri hidup dengan ucapan tahlil. Baik diucapkan langsung melalui lisan atau cukup melalui detak jantung.

Dari Mu'adz bin jabal, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

Artinya:“Barang siapa yang akhir perkataannya adalah kalimat ‘laa ilaha illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah), maka dia akan masuk surga.” (HR Abu Daud). 

2. Meninggal di hari Jumat

Dari abdullah bin ‘Amr, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

Artinya:“Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur.” (HR Ahmad).

“Walaupun sebagian ulama menyebut hadis ini dhoif, setidak bisa jadi sumber informasi agar kita termotivasi menjadi orang saleh,” tutur Ustadz Fauzan Amin.

3. Mati berkeringat

Dari Buraidah bin Al Hashib Radiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَوْتُ المُؤْمِنِ بِعِرْقِ الجَبِيْن

Artinya:“Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening.” (HR Tirmidzi)

4. Mati syahid

Kategori mati syahid sebagai berikut:

Jabir bin ‘Atik Radiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ وَالَّذِى يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ

Artinya: “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu korban wabah adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR Abu Daud).

5. Perempuan dalam keadaan nifas, ataupun saat hamil.

Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit Radiyallahu anhu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa salam bersabda:

“Dan wanita yang dibunuh anaknya (karena melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusatnya ke surga.” (HR Al Albani). 

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement