UMAT muslim kembali melaksanakan sholat shubuh berjamaah di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi pada Minggu waktu setempat. Mereka secara tertib menaati protokol kesehatan dengan mengenakan masker dan jaga jarak antar jamaah demi mencegah penularan virus corona atau Covid-19.
Sejumlah jamaah memuji langkah pemerintah Arab Saudi yang kembali membuka Masjid Suci secara bertahap. Hussein Abdul Rahman, seorang guru sekolah menengah berujar, kaum muslimin dengan antusias tentunya menyambut bahagia dibukanya kembali Masjid Nabi.
"Saya jatuh dalam sujud, menunjukkan rasa terima kasih saya kepada Allah Subhanahu wata'ala, dengan tulus memohon kepada-Nya untuk menjaga pandemi jauh dari tanah Dua Masjid Suci serta dari semua negara Islam," kata Hussein, menukil laman Saudigazette.
Sedangkan Mubarak Ahmad Al-Sheikh, seorang mahasiswa Sudan mengatakan, kembali dibukanya ke Masjid Nabawi untuk sholat shubuh perdana merupakan berkah luar biasa dari Allah. Dia pun berterima kasih kepada Raja Salman atas keputusannya yang disebutnya sebagai langkah "kedermawanan".
Baca juga: Usai Lockdown, Ini Suasana Sholat Shubuh Berjamaah Perdana di Masjid Nabawi
Di pihaknya, Amer Raza, warga negara Pakistan, memuji tindakan pencegahan rumit yang dilakukan di Masjid Nabi untuk menyambut jamaah. "Upaya-upaya besar ini menunjukkan ketajaman pemerintah Saudi dalam merawat situs-situs suci Islam dan memastikan kenyamanan warga dan penduduk," katanya.
"Pembukaan kembali Masjid Nabawi merupakan tanda kepedulian ekstrem dan minat besar yang ditunjukkan oleh pemerintah Raja Salman dalam urusan Dua Masjid Suci," ungkap seorang jamaah asal Mesir, Muhammad Hamadah,
Sementara, juru bicara Badan Urusan Dua Masjid Suci, Jamaan Al-Asiri, menyebut bahwa kepala kepresidenan telah menyetujui rencana agensi untuk membuka kembali masjid setelah meningkatkan tindak pencegahan untuk memastikan keamanan dan perlindungan jamaah maupun pengunjung dari pandemi Covid-19.
Baca juga: Arab Saudi Kirim 10 Juta SMS Imbauan Sholat Berjamaah di Masjid
"Penangguhan masuk ke Rawdah Sharif dan area masjid lama akan terus berlaku dan masuknya umat ke ekspansi masjid dan halaman akan dikelola, membatasi jemaat hingga maksimum 40 persen dari kapasitas masjid pada suatu waktu," kata Al-Asiri.
"Rencana itu juga termasuk mengalokasikan pintu khusus untuk masuknya jamaah, dan menempatkan kamera pendeteksi panas pada pintu yang ditunjuk untuk masuk," tambahnya.
Dia menambahkan, sajadah yang tersebar di perluasan masjid dan halaman telah dihilangkan. Pengelola masjid akan memfasilitasi jamaah untuk melakukan sholat di lantai dengan membawa sajadah masing-masing dari rumah.
“Lantai dan halaman masjid sedang dicuci dan disterilkan setelah setiap sholat, bersama dengan pembukaan kubah dan payung secara berkala untuk keperluan ventilasi di dalam masjid. Wadah zamzam telah dihapus setelah menangguhkan pengaturan untuk minum air suci sebagai bagian dari tindakan pencegahan untuk menahan penularan epidemi," tuturnya.
Pihak masjid juga masih melarang sementara kegiatan taklim, maupun tahfidzul Qur'an. Masjid akan dibuka satu jam sebelum sholat shubuh dan akan ditutup setelah sholat Isya, begitupun seterusnya.
“Hanya 50 persen dari area parkir masjid akan beroperasi. Kampanye kesadaran media tentang tindakan pencegahan yang harus diambil saat mengunjungi dan melakukan sholat di masjid telah diluncurkan dan ini bekerja sama dengan Departemen Kesehatan yang timnya hadir di pintu utama masjid untuk melakukan pemeriksaan suhu setia," tutupnya.
(Rizka Diputra)