APAKAH Arab Saudi menggunakan metode hisab atau rukyat? Diketahui bahwa Arab Saudi memulai awal puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada 11 Maret 2024. Ini berbeda dengan Pemerintah Indonesia yang menetapkan awal puasa pada 12 Maret.
Kasubdit Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI Ismail Fahmi mengatakan perbedaan itu terjadi karena kalender yang digunakan Arab Saudi hampir sama dengan wujudul hilal, akan tetapi prediksi tersebut tetap akan menunggu pelaksanaan rukyat hilal terlebih dahulu.
"Kalau dilihat dari sistem kalendernya yang sama dengan wujudul hilal, Arab Saudi tetap menggunakan rukyat. Nanti setelah pelaksanaan rukyat baru bisa dipastikan diumumkan melalui majelis bahwa Pemerintah Arab Saudi awal Ramadhan jatuh tanggal (sekian)," jelasnya di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi di dalam persoalan penentuan awal bulan Ramadhan, Arab Saudi memiliki fatwa syekh yang meminta agar negara lain taat dengan pemerintahnya masing-masing.
"Untuk daerah-daerah di luar Arab disuruh taat sama pemerintahnya. Disuruh menyesuaikan dengan kondisi yang ada di negaranya masing-masing. Arab ini tidak menghendaki untuk diikuti. Ini pendapat ulama (syekh)," katanya.
"Jadi ulama Arab Saudi sudah memberikan fatwa untuk tidak diikuti. Ikuti keputusan pemerintah yang ada. Ini yang disampaikan oleh ulama Arab Saudi," imbuhnya.