Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Objek Wisata Al Ula di Utara Madinah Dibuka Oktober Mendatang

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 02 Juni 2020 |14:31 WIB
Objek Wisata Al Ula di Utara Madinah Dibuka Oktober Mendatang
Situs warisan budaya Al Ula di utara Kota Madinah, Arab Saudi. (Foto: Dok Okezone/Amril Amarullah)
A
A
A

SITUS warisan budaya Al Ula yang terletak di Arab Saudi dilaporkan akan kembali dibuka pada Oktober mendatang. Objek wisata Al Ula, termasuk situs warisan dunia UNESCO pertama di Kerajaan Arab Saudi, nantinya dapat diakses sepanjang tahun.

Jalur setapak akan tersedia. Kemudian disediakan ahli sejarah setempat bagi pengunjung yang ingin mempelajari lebih dalam cerita dan kebiasaan daerah di Al Ula.

"Kami sedang mengembangkan pengalaman mendalam, sentuhan ringan yang memanfaatkan kekuatan dan keheningan lanskap. Pengalaman seperti mengamati bintang di langit malam gurun yang telah mengilhami ilmu pengetahuan, agama, filsafat, seni, dan sastra selama ribuan tahun," kata Phillip Jones dari Komisi Kerajaan untuk Al Ula, dikutip dari Arabnews, Selasa (2/6/2020).

Pengunjung nantinya dapat menjelajahi gurun dengan kereta. Bisa juga melihat kawah gunung berapi dan ladang lava Harrat Khaybar dari langit menaiki pesawat terbang.

Bagi kalangan keluarga, ditawarkan kesempatan mengamati flora dan fauna di sana. Kemudian Winter Park akan dikembangkan untuk Festival Musim Dingin di Tantora.

"Kunjungan ke Al Ula adalah pengalaman transformatif bagi semua yang telah mengunjungi ruang terbuka luas ini, rahasia peradaban yang telah berlalu, dan keajaiban murni dari landmark-nya," jelas Jones.

Objek wisata Al Ula di Arab Saudi. (Foto: Dok Okezone/Amril Amarullah)

Al Ula sendiri merupakan sebuah kota bersejarah yang berjarak sekira 400 kilometer sebelah utara Madinah, Arab Saudi. Kota ini dahulu sangat hidup seiring ramainya jalur perdagangan rempah-rempah dan berperan penting dalam membangun Kerajaan Arab Saudi yang hidup dari perniagaan.

Di sana terdapat pemandangan yang sangat bermacam, mulai dinding batuan vulkanis hitam, ngarai merah oker, hamparan pasir putih, dan kebun-kebun palem. Kemudian ada reruntuhan nabatian, bangunan milik Bani Tsamud atau Kaum Ad yang setara dengan yang ada di Petra, Yordania.

Dari kejauhan juga masih tampak sebuah bekas permukiman dan makam-makam di dinding batu yang monumental. Ini adalah salah satu peninggalan terakhir dan paling terawat dari kerajaan yang hilang itu.

Kaum yang hidup di abad ke-6 SM tersebut dikenal sebagai pedagang di Jazirah Arab dan Mediterania. Mereka terbilang bangsa beradab karena memiliki huruf sendiri dan pandai baca-tulis.

Allah Subhanahu wa ta'ala memberi mereka keahlian memahat bukit-bukit karang menjadi rumah dan istana. Daerah mereka yang kering dan tandus adalah sistem pertahanan alam yang amat kuat.

Di sana air tidak mudah didapat oleh musuh. Itu yang menjadi salah satu penyebab pasukan musuh tidak pernah berhasil menguasai mereka.

Selain itu, kaum Nabatin atau Al Anbat memiliki 100.000 prajurit tangguh. Mereka menyembah berhala bernama Du Shara dan Dewi Al Uzza (disebutkan dalam kitab suci Alquran) sebagai dewi kesuburan.

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement