SIFAT Allah Subhanahu wa ta'ala yaitu "mencintai". Allah mencintai seorang hamba; Allah dicintai dan Allah mencintai. Seorang hamba hendaknya berusaha dicintai oleh Allah Ta'ala, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta'ala:
ููุณ ุงูุดุฃู ุฃู ุชูุญุจ ูููู ุงูุดุฃู ุฃู ุชูุญูุจ
Artinya: Perkaranya bukan bagaimana engkau mengaku mencintai Allah, tetapi apakah kau dicintai Allah. (Kitab Rawdhatul Muhibbฤซn Wa Nuzhatul Musytaqฤซn: 266)
Ini yang paling penting. Oleh karena itu, seorang hamba hendaknya berusaha melakukan hal-hal yang bisa meraih kecintaan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada dirinya.
Mengutip dari Sindonews, Senin (15/6/2020), Allah Subhanahu wa ta'ala mencintai orang yang takwa, kaya, lagi khafiy.
ุนููู ุณูุนูุฏู ุจููู ุฃูุจููู ูููููุงุตู ุฑุถู ุงููู ุนูู ูุงููู: ุณูู ูุนูุชู ุฑูุณููููู ุงูููููู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู ูููููููู: โุฅูููู ุงูููููู ููุญูุจูู ุงููุนูุจูุฏู ุงูุชููููููู ุงููุบูููููู ุงูุฎูููููู.โ ุฃูุฎูุฑูุฌููู ู ูุณูููู ู.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alayhi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang merasa cukup, dan yang rajin beribadah secara diam-diam (samar)." (HR Muslim)
Di dalam hadis ini, di antara hal-hal yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba, ada 3 perkara, menurut Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, yaitu:
1. At Taqiy
At Taqiy yakni seorang hamba yang bertakwa. Takwa artinya menjalankan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala dan menjauhkan diri sejauh mungkin dari hal-hal yang dilarang oleh Allah ta'ala.
Asma binti Rasyid ar-Ruwaisyid dalam "Ibadah yang Paling Dicintai Allah" mendefinisikan taqiy yaitu yang beriman kepada yang gaib, mendirikan sholat, menginfakkan rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa taโala kepadanya, menghindari yang diharamkan Allah, taat dan mengikuti syariat-Nya yang Dia mengutus dengannya penutup rasul-Nya dan pemimpin mereka.
2. Al Ghaniy
Al ghaniy atau seorang yang kaya. Maksudnya adalah jiwanya yang kaya, qonaah dengan apa yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan kepadanya.
Asma menerangkan yang dimaksud kaya dalam hadis itu adalah yang kaya hati, inilah kaya yang dicintai berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu โalaihi wa sallam:
ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู : (( ููุณ ุงูุบูู ุนู ูุซุฑุฉ ุงูุนุฑุถ ูููู ุงูุบูู ุบูู ุงูููุณ )) [ุฃุฎุฑุฌู ุงูุจุฎุงุฑู].
Artinya: "Bukanlah kaya karena banyaknya harta benda, akan tetapi kaya yang sebenarnya adalah kaya hati." (HR Al Bukhari)
Menurut Ibnu Baththal, makna hadis di atas bahwa kaya yang sebenarnya bukanlah dengan banyak harta, karena banyak sekali orang yang diluaskan Allah Subhanahu wa taโala hartanya ternyata tidak merasa cukup dengan yang diberikan, maka ia terus berusaha menambah dan tidak peduli dari mana datangnya.
Seolah-olah ia orang fakir karena sangat tamaknya. Hakikat kaya yang sebenarnya adalah kaya jiwa, yaitu orang yang merasa kaya dengan yang diberikan, merasa cukup dengannya dan ridha, tidak tamak untuk menambah dan tidak terus-menerus meminta, maka seolah-olah ia orang kaya.
Kaya jiwa muncul dari ridha dengan qadha Allah Subhanahu wa taโala dan berserah diri kepada perintah-Nya, karena mengetahui bahwa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa taโala lebih baik dan kekal.
Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, sesungguhnya kekayaan jiwa bisa didapat dengan kaya hati, bahwa ia berharap kepada Rabb-nya dalam semua perkaranya, maka terealisasikan bahwa Dia-lah Yang Maha Pemberi lagi Maha Menghalangi. Maka ia ridha dengan qadha-Nya, bersyukur kepada-Nya terhadap segala nikmat-Nya, bersegera kepada-Nya dalam menyingkirkan kesusahannya, maka muncul dari harapan hati kepada Rabb-nya, kaya jiwanya dari selain Rabb-nya Subhanahu wa taโala.
Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang berusaha untuk mencukupkan diri, maka Allah akan mencukupkan dirinya (Allah akan berikan kecukupan kepada dia)."
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran