Saat seperti inilah kita akan merasakan lezatnya munajat dan nikmatnya mengadu kepada Allah. Yang demikian mengingatkan kita pada kisah Nabi Ya’qub yang tenggelam dalam munajat kepada-Nya. Mengutarakan segenap kekecewaan hanya kepada Allah hingga kisahnya diabadikan dalam Qur’an yang termaktub dalam QS Yusuf 86:
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ
“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.”
Dengan demikian, menghindari dari semua pintu dan berlari kepada Allah adalah satu cara cerdas ketika menghadapi kekecewaan dalam hidup. Dengan berlari hanya kepada-Nya, kita sudah mengetuk pintu rahmat-Nya. Mengetuk pintu rahmat-Nya bisa melalui rangkaian doa yang terbaik.
Alhasil kecewa tersebut akan melebur dan menghilang seiring kehadiran rahmat dari-Nya. Tidak semua kecewa harus diungkapkan dengan update status dan caption, cukup lantunkan doa terbaik untuk-Nya.
(Salman Mardira)