Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harta Dunia Tidak Bernilai ketika Sudah Wafat, Ini Penjelasannya

Riyadi Akmal , Jurnalis-Kamis, 16 Juli 2020 |15:02 WIB
Harta Dunia Tidak Bernilai ketika Sudah Wafat, Ini Penjelasannya
Ilustrasi harta. (Foto: Unsplash)
A
A
A

BANYAK orang berlomba-lomba memperkaya diri dengan memperbanyak harta benda dan perhiasan. Mereka juga bekerja keras mencukupi kebutuhan hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia, membanggakan milik mereka, namun lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan bersifat semu dan melupakan kehidupan yang abadi yaitu di akhirat.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Artinya: "Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah." (QS Luqman: 33)

Baca juga: Masya Allah, Laki-Laki Berbakti kepada Orangtua Ini Wafat ketika Sujud 

Kembali dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadid: 20)

Dijelaskan bahwa harta dunia pada dasarnya sangatlah kecil nilainya. Misalnya tanah luas yang ada di bumi, jika dilihat dari langit itu tidak ada apa-apanya.

"Manusia yang memiliki harta yang banyak, emas, berlian sekalipun tidak ada apa-apanya. Apa yang diperebutkan selama ini di dunia tidak akan dibawa meninggal," jelas Ustadz Dr Khalid Basalamah, dikutip dari akun Instagram-nya @khalidbasalamahofficial, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Ustadz Khalid Basalamah Ungkap Hikmah Dahsyat dari Bersedekah 

Ia menerangkan, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

Artinya: "Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR Bukhari Nomor 6514; Muslim Nomor 2960)

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement