Sementara hormon adrenalin, hanya naik sedikit ketika berdiri. Sementara itu, tekanan jiwa atauu emosi dapat menyebabkan penambahan kadar adrenalin dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, Nabi menganjurkan orang yang marah untuk duduk jika ia sedang berdiri. Jika amarahnya belum juga mereda, maka ia harus membaringkan dirinya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Jika salah seorang dari kalian marah dan ia sedang berdiri maka hendaklah ia duduk. Jika amarahnya belum mereda maka hendaknya ia membaringkan dirinya." (HR. Ahmad)."
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa tak ada jalan lain untuk mengontrol amarah kecuali dengan duduk dan berbaring. Akan tetapi sujud lebih baik daripada berbaring, karena sujud dapat menguatkan jantung.
Pada posisi sujud, jantung menjadi tegak dengan kemiringan hingga 45 derajat. Saat itu, jantung tidak perlu mengerahkan energinya untuk memompa darah, karena ia akan mengalirkan darah ke bawah secara spontan.
Sungguh benar sabda Rasulullah dalam hadis di atas. Di antara media pengobatan dan penyembuhan yang bisa digunakan manusia untuk mengurangi amarah adalah dengan diam.
Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, "Ajarlah, permudahlah dan jangan mempersulit. Jika kau marah, maka diamlah!"
Di antara obat penting yang dianjurkan Nabi untuk mengobati marah dan meringankan gejolaknya adalah berdoa membaca ta'awudz (berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).