Syaikh mengatakan:
أرجو أن تحضر لي روحا
“Aku harap engkau menghadirkan ruh seseorang untukku.”
Dukun: “Ruh siapa yang kamu inginkan?”
Syaikh menjawab:
أريد روح البخاري
“Aku ingin ruh imam al-Bukhariy”
Dukun: “Apa yang kamu inginkan dari Bukhariy?”
Syaikh menjawab:
أنا عندي أشياء أسألها للبخاري
“Ada hal-hal yang ingin kutanyakan kepada imam Bukhariy”
Dukun menjawab: “Hari ini ruh-ruh terhenti (waktu pemanggilan ruh telah usai -red). Datanglah kembali hari Senin”.
Syaikh pun mendatanginya hari Senin. Ternyata tokoh spiritual tersebut kabur dan tempat praktiknya pindah ke tempat lain.
Syaikh paham bahwa sang dukun adalah pendusta ulung. Mereka akan berpura-pura bahwa roh masuk ke tubuh anggota timnya yang dianggap sebagai mediator. Mediator inilah yang akan berbicara seolah-olah roh yang telah dipanggil lah yang sedang berbicara.
Mengetahui bahwa sang mediator tak mungkin memahami ilmu hadis sebagaimana pemahaman imam Al Bukhari maka Syaikh Albaniy pun sengaja meminta agar roh imam Bukhariy dihadirkan guna menanyakan tentang ilmu hadits. Maka tentu sang dukun tak akan mampu bersandiwara dan akhirnya berkilah: “waktu pemanggilan roh telah usai”.
Faidah Kisah:
Terkadang wajib mendatangi dan menguji/menantang dukun guna membongkar kedustaannya sebagai salah satu ekspresi mengingkari kemungkaran.
Aktifitas ini tidak tergolong dalam ancaman mendatangi dukun.
Gigihnya para ulama dalam mengingkari kesyirikan.
(Vitrianda Hilba Siregar)