JAKARTA - Amalan sunnah di bulan Puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba cukup banyak. Bila dikerjakan akan menambah pundi-pundi pahala di bulan penuh berkah.
Ada beberapa amalan patut diketahui dan dikerjakan yakni, dikutip dari buku " Ringkasan Panduan Ramadhan, Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah" karya Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal dikutip pada Kamis (4/3/2021) adalah:
1. Mengakhirkan Sahur
Dari Anas bin Malik radhiyallahu âanhu, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda:
Baca Juga:Â Ada 4 Keutamaan Bulan Ramadhan yang Penuh Keberkahan
âMakan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.â An Nawawi radhiyallahu âanha mengatakan, âKarena dengan makan sahur akan semakin kuat melaksanakan puasa.â (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095,Al Majmuâ, 6: 359).
Makan sahur hendaknya tidak ditinggalkan walaupun hanya dengan seteguk air sebagaimana sabda Nabi shallallahu âalaihi wa sallam:
âSahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya
dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.â (0 HR. Ahmad 3: 12, dari Abu Saâid Al Khudri. Syaikh Syuâaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya.)
Baca Juga:Â Waktu Sedekah Terbaik, Simak Nasihat Ini hingga Tuntas
Disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits berikut. Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata,
âKami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu âalaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, âBerapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?â Zaid menjawab, âSekitar membaca 50 ayatâ. Dalam riwayat Bukhari dikatakan, âSekitar membaca 50 atau 60 ayat.â (72 HR. Bukhari no. 575 dan Muslim no. 1097)
Baca Juga:Â 4 Keutamaan Bulan Ramadhan, Maksimalkan untuk Beribadah dan Beramal Saleh
Ibnu Hajar mengatakan, âMaksud sekitar membaca 50 ayat artinya waktu makan sahur tersebut tidak terlalu lama dan tidak pula terlalu cepat.â Al Qurthubi mengatakan, âHadits ini adalah dalil bahwa batas makan sahur adalah sebelum terbit fajar shubuh.â Di antara faedah mengakhirkan waktu sahur sebagaimana dikatakan
oleh Ibnu Hajar yaitu akan semakin menguatkan orang yang berpuasa. Ibnu Abi Jamroh berkata, âSeandainya makan sahur diperintahkan di tengah malam, tentu akan berat karena ketika itu masih ada yang tertidur lelap, atau barangkali nantinya akan meninggalkan shalat shubuh atau malah akan begadang di malam hari. (Lihat Fathul Bari, 4: 138).
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
2. Menyegerakan berbuka
Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda:
âManusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.â (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3: 164. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Nabi shallallahu âalaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan sholat Maghrib dan bukanlah menunggu hingga shalat Maghrib selesai dikerjakan. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu âanhu berkata, âRasulullah shallallahu âalaihi
wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan sholat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan seteguk air.â (HR. Abu Daud no. 2356 dan Ahmad 3: 164. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
3. Berbuka dengan kurma jika mudah diperoleh atau dengan air.
Dalilnya adalah hadits yang disebutkan di atas dari Anas.
4. Berdoa ketika berbuka
Perlu diketahui bersama bahwa ketika berbuka puasa adalah salah satu waktu terkabulnya doâa. Nabi shallallahu âalaihi wa sallam bersabda:
âAda tiga orang yang doanya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Doâa orang yang terzholimi.â (76 HR. Tirmidzi no. 2526 dan Ibnu Hibban 16/396. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya doâa karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.(Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 7: 194)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu âanhuma, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca doâa berikut ini,
âDzahabazh zhomaâu wabtallatil âuruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)â (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Adapun doâa berbuka, âAllahumma laka shumtu wa âala rizqika afthortu (Ya Allah,kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku berbuka)â(HR. Abu Daud no. 2358, dari Muâadz bin Zuhroh. Muâadz adalah seorang tabiâin. Sehingga hadits ini ). Doâa ini berasal dari hadits hadits dhoâif (lemah).
Begitu pula doâa berbuka, âAllahumma laka shumtu wa bika aamantu wa âala rizqika afthortuâ (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka), Mula âAli Al Qori mengatakan, âTambahan âwa bika aamantuâ adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna doa tersebut shahih. (Mirqotul Mafatih, 6: 304 )
Sehingga cukup doa shahih yang kami sebutkan di atas (dzahabazh zhomau âŚ) yang hendaknya jadi pegangan dalam amalan.
5. Memberi makan pada orang yang berbuka.
Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda,
âSiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.â (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, dari Zaid bin Kholid Al Juhani. At Tirmidzi)
6. Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan
Dari Ibnu âAbbas radhiyallahu âanhuma, dia berkata:
âNabi shallallahu âalaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar melakukan kebaikan. Kedermawanan (kebaikan) yang beliau lakukan lebih lagi di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril âalaihis salam menemui beliau. Jibril âalaihis salam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qurâan) hingga Al Qurâan selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu âalaihi wa sallam . Apabila Jibril âalaihi salam datang menemuinya, tatkala itu beliau adalah orang yang lebih cepat dalam kebaikan dari angin yang berhembus.â (HR. Bukhari no. 1902 dan Muslim no. 2308)
Ibnul Qayyim radhiyallahu âanha mengatakan, âNabi shallallahu âalaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan.
Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qurâan, shalat, dzikir dan iâtikaf.â (Zaadul Maâad, 2: 25.).Â