JAKARTA – Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang menjadi panduan dalam menciptakan pondok pesantren menjadi lebih berdaya. Konsep ini disiapkan agar pondok pesantren di Indonesia ke depan bisa lebih mandiri. .
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pun menggulirkan konsep Peta Jalan Kemandirian Pesantren itu Menang Yaqut mengatakan, konsep ini adalah mitigasi untuk mewujudkan visi kemandirian pesantren yang telah dimandatkan oleh Presiden Joko Widodo. Dengan adanya peta jalan ini, pesantren ke depan diharapkan memiliki sumber daya ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. “Sehingga dapat menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan optimal,” ujar Menag saat acara peluncuran Peta Jalan Kemandirian Pesantren di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Selasa (4/5/2021) sore.
Baca Juga:Â Tak Peduli Sulitnya Ekonomi Keluarga, Berbagi Iftar Ramadhan Masih Jadi Prioritas
Menurut Gus Yaqut, panggilan akrab Menag, Peta Jalan Kemandirian Pesantren juga upaya Kemenag dalam memperkuat jatidiri pondok pesantren. Untuk itu, Gus Yaqut menginginkan pesantren ke depan kian memiliki posisi strategis sebagai basis arus baru ekonomi umat yang perlu terus didorong agar potensinya lebih optimal, utamanya dalam memberdayakan masyarakat.
Setidaknya ada tiga potensi yang dimiliki oleh pesantren sebagai basis baru ekonomi umat, yaitu potensi santri, potensi masyarakat sekitar pesantren, dan potensi zakat serta wakaf umat.
Baca Juga:Â Wajbeh, Kereta Kios Amal Keliling Kota Sanaah Berikan Makanan Selama Ramadhan
“Dengan potensi yang dimiliki tersebut, saya menetapkan tujuan besar dari kebijakan kemandiran pesantren ini adalah terwujudnya pesantren yang memiliki sumber daya ekonomi yang kuat dan berkelanjutan,” tandas Gus Yaqut.
Menurut Gus Yaqut, parameter pesantren mandiri setidaknya dikuatkan dengan adanya usaha yang profesional guna mendukung operasional pesantren dan unit pendidikan belajar mengajar secara terarah dan sistematis. Harapannya, kehadiran pesantren berdampak secara lebih luas dan mampu menjadi bagian dari solusi pengentasan kemiskinan serta pengangguran. “Potensi pesantren dengan karakter kemandirian, daya juang dan kewirausahaan menjadi faktor penting dalam kesuksesan pemberdayaan ekonomi, karena pesantren itu satu komunitas besar,” tegas Menag.
Menurut Gus Yaqut, untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan sinergi di antara para pelakunya, yakni pemerintah, akademisi, pesantren, dan komunitas. Hal lain yang juga patut disertakan dalam memperkuat kemandiran pesantren ke depan adalah dukungan teknologi. Dengan kolaborasi aktif ini, diharapkan pengembangan pesantren menuju kemandirian ekonomi umat bisa lebih cepat terwujud.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran