SIHIR itu nyata namun patut diketahui ada sihir yang hanya mengelabui pandangan semata dan ada sihir yang nyata hingga bisa membuat sakit atau membunuh orang lain.
Lantas bagaimana agar terhindar dari sihir. Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan diamalkan kaum Muslimin agar terhindar dari praktik jahat sihir.
Ustaz Sofyan Ruray menjelaskan amalan agar mencegah terkena sihir yakni:
Baca Juga: Sihir Apakah Itu Nyata, Begini Pandangan Ulama
Pertama: Membentengi diri dengan dzikir dan doa untuk memohon perlindungan kepada Allah yang ada dalilnya, diantaranya:
1) Membaca ayat kursi setiap selesai sholat wajib, setelah membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan, setelah salam (lihat Ash-Shahihah: 972).
2) Membaca ayat kursi setiap sebelum tidur (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 2/487). Ayat kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Baca Juga: Berjalan di Depan Orang yang Sholat Bolehkah?
“Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” [QS. Al-Baqaroh: 255]
3) Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai sholat wajib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 2/8).
4) Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas masing-masing tiga kali di awal hari setelah sholat Shubuh dan awal malam setelah sholat Maghrib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 3/182).