JAKARTA - Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar mengatakan, kesadaran akan wakaf di Indonesia masih agak tertinggal. Padahal, amaliah wakaf sudah banyak dicontohkan oleh para sahabat di masa Rasulullah SAW.
Untuk itulah MUI memperkenalkan program gerakan wakaf uang demi menggerakan dakwah dan penguatan ekonomi.
Kiai Miftach menuturkan, keberhasilan gerakan wakaf membutuhkan kontribusi serta dukungan penuh dari masyarakat. “(Jadi) tidak hanya bertumpu pada kuasa pemerintah, karena wakaf merupakan gerakan untuk mencapai kesejahteraan bersama,” ujarnya melansir laman resmi MUI, Rabu (15/9/2021).
Baca Juga: Begini Cara Mengalirkan Pahala kepada Orangtua yang Telah Meninggal Dunia
Kiai Miftach memberikan contoh aset wakaf yang cukup penting seperti masjid, pesantren dan madrasah. Dia berharap, dengan adanya gerakan wakaf ini bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) menjadi bukti konkrit pengabdian kepada masyarakat atas hadirnya penyuluhan mengenai wakaf.
Baca Juga: 5 Penjelasan Ulama Mengapa Syariat Islam Berat Dilaksanakan
“Pada dasarnya, fisik uang akan sirna, tetapi manfaat dari uang yang diwakafkan tersebut akan abadi dirasakan oleh umat,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum BWI Prof Dr Mohammad Nuh memberikan apresiasi dan pengahargaan setinggi-tingginya kepada MUI atas ikhtiarnya mengajak umat untuk berwakaf.
Mohammad Nuh mengatakan, Islam memiliki ZISWAH. Namun, literasi masyarakat masih sangat rendah mengenai hal itu sehingga perlu diingatkan.
Terkait wakaf, dia mengingatkan bahwa hal itu merupakan investasi yang semestinya dilakukan dari sekarang.
Selain itu, kata Muhammad Nuh, persaoalan potensi wakaf tidak lagi menjadi bahan perbincangan, karna hal itu telah diketahui bersama memiliki potensi yang sangat besar.
“Gak usah bicara lagi soal potensi, karna itu memang sangat besar. Wakaf untuk kesejahteraan, meningkatkan kualitas dakwah, dan untuk kemartabatan. Menjaga marwah dan martabat umat ini.”pungkasnya.
(Vitrianda Hilba Siregar)