Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

3 Keutamaan dan Keajaiban Sholat Hajat, Lengkap Doa Setelahnya

Nurul Amanah , Jurnalis-Sabtu, 14 Januari 2023 |12:14 WIB
3 Keutamaan dan Keajaiban Sholat Hajat, Lengkap Doa Setelahnya
Ilustrasi sholat hajat. (Foto: Pexels)
A
A
A

SHOLAT hajat menjadi salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan dilaksanakan umat Islam. Seusai namanya, sholat ini dilakukan untuk seseorang yang sedang memiliki hajat, tujuan, atau keinginan tertentu agar bisa cepat dikabulkan.

Selain meminta pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya keinginan dapat dikabulkan, sholat hajat memiliki beberapa keutamaan dan keajaiban lainnya. Sebagaimana telah MNC Portal rangkum, berikut ini penjelasannya:

BACA JUGA:Jadwal Sholat Akhir Pekan Ini Sabtu 14 Januari 2023M/21 Jumadil Akhir 1444H 

1. Dicintai Allah Ta'ala 

Seperti diketahui, sholat hajat merupakan ibadah sunnah dan ketika kaum Muslimin melakukan ibadah-ibadah sunnah akan mendatangkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ،وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

"Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, 'Barang siapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya'." (HR Bukhari)

2. Ditinggikan derajat dan diampuni dosanya 

Hadits berikut ini menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala akan meninggikan derajat dan memberikan ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang memperbanyak sholat.

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

"Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak sholat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu." (HR Muslim)

BACA JUGA:Hukum Sholat Dhuha Berjamaah, Ini Kata Para Ulama 

3. Keajaiban mengembalikkan penglihatan 

Salah satu keajaiban sholat hajat diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, lalu dicantumkan Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam kitab Shahih At-Targhib wa at Tarhib di bawah judul anjuran sholat hajat dan doa sholat hajat.

Dari Utsman bin Hunaif radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki buta datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menyembuhkan penglihatan mataku." Beliau bersabda, "Atau aku biarkan saja engkau (seperti itu)?"

Dia berkata, "Wahai Rasulullah, hilangnya penglihatanku memberatkanku." Rasulullah bersabda, "Pergilah lalu berwudhulah, kemudian sholatlah dua rakaat, lalu ucapkanlah (doa):

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِىِّ الرَّحْمَةِ يَا مُحَمَّدُ إِنِّى تَوَجَّهْتُ إِلَى رَبِّى بِكَ أَنْ يَكْشِفَ لِيْ عَنْبَصَرِيْ اللَّهُمَّ شَفِّعْهُ فِىَّ وَ شَفِّعْنِيْ فِيْ نَفْسِيْ

'Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Tuhanku denganmu agar Dia menyembuhkan penglihatanku. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku dan terimalah syafaatku pada diriku.'

Lalu ia pun pulang dan Allah menyembuhkan penglihatannya." (HR Tirmidzi; hasan)

Syaikh Nashiruddin Al Albani menjelaskan bahwa arti "Wa syaffi’nii fii nafsii" adalah terimalah syafaatku pada diriku yang maksudnya terimalah doaku. 

Dilansir dari nu.or.id, usai sholat dianjurkan mengamalkan doa sebagai berikut:

Doa 1 

سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ العِزَّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهَ، سُبْحَانَ ذِي العِزِّ وَالكَرَمِ، سُبْحَانَ ذِي الطَوْلِ أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْكِتَابِكَ وَبِاسْمِكَ الأَعْظَمِ وَجَدِّكَ الأَعْلَى وَكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ العَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Artinya: "Maha Suci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Maha Suci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bersholawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana." (Lihat kitab Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H), cetakan pertama, halaman 103-104)

Doa 2 

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الحَلِيمُ الكَرِيْمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَلِيُّ العَظِيْمُ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْمِ والحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Tinggi dan Agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam." (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H), cetakan pertama, halaman 104)

Setelah itu, orang yang sedang memiliki hajat tertentu melanjutkan bacaan doa Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam dalam riwayat Imam At-Tirmidzi berikut ini:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، وَالسَلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لَا تَدَعْ لِيْ ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضىً إِلَّاقَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Lembut dan Maha Mulia. Maha Suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih." (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H), cetakan pertama, halaman 104)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement